Lihat ke Halaman Asli

"Baby Shop, nggak ada matinya"

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sabtu 21 Oktober 2012 saya diundang sahabat saya Ibu Kasmawati, SKom berkunjung ke tempat usahanya di Plaza Rapak Lantai 1 Blok TF No. 2 Balikpapan, (082159095777) beliau punya usaha Az-Zahra Baby, yang menjual perlengkapan bayi dan anak seperti popok bayi, box bayi, baju bayi, dot bayi, perlak dsb.

Bisnis Baby Shop nggak ada matinya, selama masih ada orang menikah dan melahirkan anak, maka peluang usaha baby shop ini akan tetap ada dan bahkan akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya pendapatan.

Setelah ngobrol sekitar 2 jam banyak hal yang kami diskusikan dan saya belajar tentang banyak hal, antara lain :

1.Latar belakang pendidikan Bu Kasma sebagai Sarjana Komputer bukan menjadi penghalang untuk berbisnis baby shop, justru menjadi pendukung bagi usaha baby shop tersebut, misalnya dalam pembuatan sistem atau penyusunan laporan keuangan

2.Usaha Baby shop ini tidak harus ditunggu sendiri, bisa memanfaatkan karyawan/karyawati, dengan sistem pengontrolan keuangan yang sederhana dan memperhatikan stok barang yang ada

3.Barang yang dijual tidak harus milik sendiri, tetapi bisa juga bekerja sama dengan orang lain (teman) yang memiliki stok barang keperluan bayi dan anak-anak seperti boneka, pakaian bayi, mainan eduktif dan peralatan untuk bayi dan anak lainnya

Saran saya untuk Bu Kasma dan pemilik usaha sejenis :

-Menjalin hubungan kerja sama dengan EO dan penyelenggara pendidikan seperti PAUD, TK maupun SD di Balikpapan dan sekitarnya

-Bekerja sama dengan EO dalam menyelenggarakan acara anak-anak seperti Panggung Boneka, Badut,Sulap, Hypno Story Telling, lomba menggambar/mewarnai, bertindak sebagai supplier untuk acara ulang tahun misalnya menyediakan paket makanan atau souvenir yang dikemas menarik, menjadi supplier mainan edukatif untuk lembaga pendidikan PAUD, TK

-Menambah Koleksi perlengkapan bayi dan anak, disesuaikan dengan umur bayi dan anak, dengan harapan Orang tua yang sudah menjadi pelanggan toko, yang sebelumnya membeli perlengkapan bayi, jika puas akan kembali membeli untuk keperluan anak-anaknya sesuai dengan pertambahan umur mereka.

-Rajin berpromosi dengan memanfaatkan teknologi informasi yang murah seperti media sosial facebook, twitter, BBM juga membuat web (blog) sehingga konsumen dapat mengenal produk yang ditawarkan

-Rajin mengikuti pameran di acara pendidikan seperti seminar-workshop atau membuka stand portable di lapangan terbuka pada Hari Minggu pagi seperti pada acara Car Free Day

Alternatif Pengembangan Bisnis :

1.Rental alat-alat keperluan bayi seperti baby walker, kereta bayi, box bayi dan sebagainya, untuk menghemat tempat, alat-alat tersebut bisa dipajang fotonya dan jika konsumen tertarik, bisa diambilkan di tempat penyimpanan, baik di rumah sendiri maupun di rumah pemilik dari alat-alat tersebut

2.Jual – Beli keperluan bayi yang sudah tidak terpakai lagi

3.Bekerja sama dengan pemilik rumah makan atau kios di sekitar rumah sakit bersalin dengan menyediakan keperluan bayi dan anak, sebagai buah tangan jika ada pengunjung yang membezuk atau menengok orang yang baru melahirkan, dengan cara sistem konsinyasi, sehingga tidak memerlukan biaya sewa tempat di sekitar rumah sakit bersalin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline