Lihat ke Halaman Asli

Harmonisasi

Manusia Kritis

Konsep Solidaritas Mekanik dan Organik dalam Masyarakat

Diperbarui: 30 April 2021   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenal Konsep Solidaritas Mekanik dan Organik (leon/unsplash)

Istilah Masyarakat merupakan istilah paling lazim digunakan untuk menyebutkan suatu kelompok kolektif pada entitas-entitas manusia. Masyarakat merupakan objek kajian yang sangat penting seperti disiplin ilmu lainnya. Sebab, manusia dilahirkan dengan tendensi untuk hidup bersama dengan individu lain. Oleh karena itu, Perlu diketahui bahwasahnya, sejak manusia dilahirkan  manusia sangat membutuhkan individu lainya untuk dapat tumbuh dan berkembang.

Dalam pertumbuhan dan perkembangan tersebut, manusia senantiasa melakukan penyesuaian dirinya dengan individu-individu lainya, sehingga terjadi komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Ralph Linton dalam bukunya The study of man menjelaskan bahwa Masyarakat adalah kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, kemudian mereka dapat mengorganisasikan realitas di sekitar dan berfikir tentang kehidupan kolektif, sebagi satu kesatuan sosial yang saling membutuhkan antara satu dan lainya dengan batasan-batasan tertentu.

Menurut Ali Syar'ati, salah satu cendikiawan muslim yang berkebangsaan Iran (1989) dalam Asrosi (1999) mengemukakan bahwa, kata ummah berasal dari kata amma artinya bermaksud (qashada) dan berniat keras (azima). Pengertian ini mencakupi tiga makna : gerakan, tujuan, dan ketetapan hati yang sadar. Secara sederhana makna di atas menjadi muatan dalam melakukan gerak perubahan sosial yakni; konsep kebersamaan dalam arah dan tujuan, konsep gerakan menuju arah dan tujuan tersebut serta konsep keharusan adanya pemimpin dan petunjuk kolektif.

shailashah2000 on Pinterest

Dengan demikian, ummah bagi Syari'ati adalah kumpulan manusia yang para anggotanya memiliki tujuan yang sama, satu sama lain bahu-membahu, bergerak menuju cita-cita bersama, berdasarkan kepemimpinan bersama. Ini ialah upaya entitas-entitas (maunusia) untuk melakukan peleburan diri dalam kehidupan sosial dan melakukan gerakan perubahan secara perlahan setelah itu akan mencapai titik tujuan yang dicita-citakan dalam lokus kehidupan.

Mengacu pada berbagai defenisi diatas, menurut Soerjono Soekanto,dalam analisis sosiologis kata (masyarakat) ummah itu setidaknya memiliki empat unsur pokok yakni; manusia yang hidup bersama, bercampur dengan waktu yang cukup lama, mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan, dan mereka merupakan suatu sistem hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

Menurut Ali Syar'ati, ( masyarakat) ummah memiliki keunggulan/peringkat muatan makna, yakni bermakna kemanusiaan yang becoming (dinamis), bukan entitas being (statis). Masyarakat becoming (dinamis) adalah masyarakat yg mampu menyesuaikan dengan perubahan zaman, mampu bertahan dengan pertukaran globalisasi, kemajuan teknologi dll. sehingga menjadi masyarakat yg relevan dan mampu hidup bertahan sampai kapanpun. Sedangkan masyarakat being (statis) adalah masyarakat yang kaku dan sulit menerima perubahan global, contohnya adalah suku badui dalam yg tidak menerima kemodernan dan melarang segala bentuk alat-alat elektronik (karena mempertahan adat istiadat).

Aspek becoming (dinamis) dalam sosiologi adalah pola masyarakat yang selalu berubah dan berkembang dan saling berinteraksi antara satu sama lainnya. Dalam ilmu yang mengkaji hubungan natar mahluk sosial (sosiologi), terdapat istilah dinamika sosial yang mengacu pada keseluruhan perubahan yang terjadi dari seluruh komponen masyarakat.

Sehingga perubahan sosial merupakan proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur -unsur budaya dan sistem-sistem  sosial, di mana semua tingkat kehidupan masyarakat secara suka rela atau dipengaruhi oleh unsur - unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan budaya dan sistem sosial yang baru.

Emile Durkheim membagi masyarakat menjadi dua, yaitu masyarakat sosial solidaritas mekanik dan yang didasarkan pada solidaritas organik. Solidaritas mekanik merupakan ciri masyarakat masyarakat yang masih sederhana dan belum mengenal pembagian kerja. Tiap-tiap masyarakat dapat memenuhi keperluan mereka masing-masing tanpa memerlukan bantuan atau kerja sama dengan kelompok di luarnya.

Dalam masyarakat yang menganut solidaritas mekanik, yang di utamakan adalah persamaan perilaku dan sikap. Seluruh warga masyarakat diikat oleh kesadaran kolektif, yaitu suatu kesadaran yang memiliki tiga karakteristik yaitu mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok, ada di luar warga, dan bersifat memaksa. Sanksi terhadap pelanggaran kesadaran bersama akan di kenai hukuman yang bersifat represif (hukuman pidana). Kesadaran bersama itu menjaga persatuan, sedangkan hukuman bertujuan agar kondisi tidak seimbang akibat perilaku menyimpang dapat di pulihkan kembali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline