Lihat ke Halaman Asli

Sosiolog yang 'Aneh'

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Insiden penyiraman air yang dilakukan oleh Juru Bicara FPI, Munarman, terhadap Sosiolog UI, Thamrin Amal Tomagola, dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Jumat 28 Juni 2013. Mengundang banyak kontroversi. dari berbagai kalangan. Banyak yang mengecam tindakan Munarman tersebut. Tetapi tak sedikit pula yang membelanya.

Saat pertama kali melihat tayangan ulang video kejadian itu minus suara, saya memang terkejut dan heran pada tindakan Munarman. Kok tega memperlakukan ‘orang tua’ seperti itu di depan umum, yang mungkin disaksikan juga oleh jutaan mata lainnya di dunia.

Tetapi saya berusaha berpikir jernih karena saya yakin pasti ada alasan yang kuat bagi seorang Munarman sehingga dia mampu melakukan hal yang kelihatannya ‘konyol’ seperti itu. Dan, karena saya pun belum tahu benar kronologis kejadian itu, saya hanya melihat videonya. Saya pun berusaha mengumpulkan kembali informasi tentang acara tersebut.

Acara dialog Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne ini direncanakan membahas tentang niat polisi untuk menindak tegas ormas yang melakukan sweeping selama bulan Ramadhan, yang diundang adalah Munarman sebagai Jubir FPI, Tamrin Amal Tomagola diundang sebagai sosiolof / sosiolog, dan Brigjen Pol Boy Rafli (Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri) dari pihak Polri.

Dari sini saya mulai memahami plot awal dari acara ini. Intinya adalah dialog antara pihak ormas (FPI) dan pihak Mabes Polri berkaitan dengan niatan polisi untuk menindak tegas ormas yang melakukan sweeping selama bulan Ramadhan. Dan untuk menengahi dialog ini maka diperlukan seorang pakar sosiologi (sosiolog / sosiolof).

Namun, dikarenakan ada acara di Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli akhirnya hanya bisa ikut via telepon. Terlihat bahwa masing-masing memang telah ditempatkan sesuai dengan perannya masing-masing.

Munarman, jelas dia sebagai jurubicaraormas Islam dari FPI, Brigjen Pol Boy Rafli, jelas sebagai Humas Mabes Polri. Dan khusus untuk Thamrin Amal Tomagola saya uraikan cukup lengkap. Dr. Thamrin Amal Tomagola adalah sosiolog dari Universitas Indonesia. Ia sempat mengenyam pendidikan di beberapa universitas, antara lain Sosiologi FISIP UI (1974), Univeristas Nasional Australia (M.A. bidang demografi sosial, 1982), dan Universitas Esex, Britania Raya (Ph.D. bidang sosiologi media, 1990).

Sosiolog adalah orang yang mendalami ilmu sosiologi dan kemudian menjadi ahli dalam ilmu tersebut. Mungkin perlu saya tambahkan uraian tentang apa peran yang diharapkan dari seorang sosiolog dalam masyarakat:


  1. Sosiolog sebagai Ahli Riset

ParaSosiologmenaruhperhatianpadapengumpulandanpenggunaandata. Sosiologbekerjasamadenganmenggunakanberbgaicara.Misalnyasosiolog memimpinrisetilmiahdankemudianmencaridatatentangkehidupansosialsuatu masyarakat. Data itu kemudian diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambilankeputusan.Dengandemikian,seorangsosiologbisamenghadirkan ramalan sosial berdasarkan pola-pola atau kecenderungan serta perubahan-perubahan yang paling mungkin terjadi.


  1. Sosiolog sebagai Konsultan Kebijakan

Ramalansosiologdapatpulamembantumemperkirakanpengaruhkebijakan sosial yang mungkin terjadi. Setiap keputusan kebijakan sosial adalah suatu ramalan. Artinya,kebijakandiambildengansuatuharapanmenghasilkanpengaruhyang diinginkan.Namunseringterjadibahwakebijakanyangdiambiltidakmemenuhi harapantersebut.Contohnyaapakahkebijakanpemberiansantunanterhadap anak-anak miskin akan memperbaiki taraf kehidupan dan pendidikan mereka?.


  1. Sosiolog sebagai Teknis

Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Merekamemberisaran-saranyangbaikdalampenyelesaianberbagaimasalah hubunganmasyarakat,hubunganantarkaryawan,masalahmoralmaupunhubungan antarkelompokdalammasyrakatatausuatuorganisasi.Dalamkedudukantersebut sosiologbekerjasebagaiilmuwanterapan.Merekadituntutuntukmenggunakan pengetahuan ilmiahnya dalam mencari nilai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja atau efektifitas suatu program atau kegiatan masyarakat.


  1. Sosiolog sebagai Guru atau Pendidik

Dalammenyajikansuatufakta,seorangsosiologharusbersikapnetraldan objektif.Contohnyadalammenyajikanfaktatentangmasalahkmeiskinn,seorang sosiolog tidak boleh menciptakan anggapan sebagai pendukung suatu proyek kegiatan tertentu, atau mengubahnya sehingga terkesan reformis, konservatif dsb.

Kembali ke acara dialog tersebut. Setelah memahami plot acaranya, saya bisa melihat kejadian itu secara lebih jelas. Kemudian pada akhirnya saya malah mendapat gambaran aneh dari kehadiran pakar sosiologi yang ada di acara tersebut. Sosiolog yang seharusnya menjadi 'penengah' (fungsi sosiolog secara umum, merujuk peran seorang sosiolog dalam masyarakat) dalam acara ini, malah justru tidak terlihat sebagai sosiolog sebagaimana yang diharapkan, yang seharusnya netral malah lebih memunculkan kesan berpihak. Tidak terlihat peran dia sebagai sosiolog dalam acara ini. Kalau dia benar-benar berperan sebagai seorang sosiolog sejati seharusnya tidak akan terjadi perdebatan antara dia dan Munarman.

Munarman tetap konsisten sebagai seseorang yang mewakili ormas, tidak melenceng dari peran dia dalam acara tersebut. Dia bagai ‘anak’ yang ingin semua ‘pikiran-pikirannya’didengarkan dan dipahami oleh orang yang dianggap bisa lebih netral dan lebih memahami masalah-masalah. Tapi kenapa justru terus berusaha dipatahkan. Alih-alih terjadi dialog antara pihak ormas dengan pihak kepolisian, malah terjadi debat antara Munarman dengan sang sosiolog/ penengah.

Sosiolog yang aneh kan ?

Saya tidak menganggap tindakan Munarman benar, tetapi saya bisa memaklumi mengapa dia bisa melakukan itu

Saya bersyukur acara itu dilakukan di pagi hari, soalnya bila dilakukan siang hari mungkin suguhannya bukan teh manis tetapi es batu plus cendol. Bakal tambah rame acara siramannya, bakal lebih runyam urusannya.

Ya sudah,semoga kejadian ini tidak meluas kemana-mana, dan dapat selesai dengan kedamaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline