lagi-lagi adu coblos
di waktu –waktu yang tergantang di menara-menara suar
di balik bilik-bilik telungkup
penuh pajangan membentang yang berseloroh tentang impian
bukan kisah kegagahan mahabarata
adu coblos
dengan paku-paku runcing tak bertaring
suguhkan anggur dari racikan angka-angka
mata boleh awas di belakang perisai pasukan
tak ada luka menganga yang tembus hingga bebatuan
pelana yang terpasang tanpa kuda
bendera yang tertancap di kaki-kaki bukit
adu coblos
di pelataran-pelataran terbuka seantero penjuru
berhitung untuk masa di depan
hati dan pikiran bergerak memimpin sebagai panglima
adu coblos
peperangan dengan tangan saling menggenggam
ikat amarah pada ujung tali-tali sauh
tak ada piala dihantarkan pada pemenang
tak perlu taburan bunga-bunga duka
kalah dan menang dirasakan bersama
adu coblos
di pesta yang akan mengubah wajah negeri
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI