Lihat ke Halaman Asli

Arti Politik bagi Masyarakat Kecil dan ‘Politikus’

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa sih arti politik yang kita pahami saat ini, apakah sama dengan arti politik yang dipahami secara ketatanegaraan? Apakah kita memiliki pemahaman sendiri? Atau setiap orang boleh mengartikannya sendiri-sendiri?

Bila pertanyaan ini tidak muncul di forum akademis semacam seminar, tapi tengah keramaian di pinggir jalan saat menunggu bis umum.Diantara pedagang asongan, PKL, ojeg, supir angkot, preman, dan juga para pengamen. Tentu sangat menarik untuk kita simak.

Saat itu setelah lewat iring-iringan masa usai kampanye salah satu partai peserta pemilu.Ada sebagian yang merapat ke tempat di mana saya yang sedang menunggu bus. Ternyata mereka adalah para tukang ojeg yang biasa mangkal di situ. Dan juga beberapa pedagang asongan.Setelah memarkir kendaraannya merekalangsung melepaskan kaos kampanye partai yang dikenakannya dan mengelap keringat dengan kaos itu, kemudian kembali mengenakan baju kerjanya. Selanjutnya seperti biasa mereka saling membanggakan kisahnya masing-masing dan berceloteh sekitar kampanye tadi.

Saya tertarik untuk berbincang dengan mereka, karena sebagian sudah ada yang saya kenal, jadi tak terlalu sulit untuk membaur.

Saya langsung tanyakan pada mereka, yang intinya adalah apa yang mereka pahami dengan istilah politik selama ini. Dan berikut kutipan jawaban mereka : (nama-nama bukan nama sebenarnya)

Kang Ujang (ojeg): “ Politik itu ya,… gini, rame-rame ikut kampanye…”

Bang Codet (ojeg) : “ Politik adalah bagi-bagi uang supaya calonnya menang…”

Mas Slamet (ojeg) : “Politik ya…kumpul-kumpul setitik-setitik lama-lama dadi duit….”

Kang Udin (asongan): : “Politik itu kerja ngurusin partai-partai…”

Mang Didi (asongan) : “Politik itu cara, cara supaya partai kita menang….”

Jeki (pengamen) : “ Politik itu kotoran…kotoran yang dipoles jadi makanan lezat….”

Ilham (pengamen) : “Politik itu ya…omong-omong kosong…”

Itu sebagian jawaban yang diberikan oleh mereka. Ada yang tidak bisa saya tuliskan di sini karena mereka menjawabnya dengan bahasa yang vulgar dan tak nyaman untuk ditulis di sini.

Para pembaca pun mungkin memiliki pemahamannya sendiri-sendiri.Termasuk juga saya. Saya menterjemahkan arti politik dari fenomena-fenomena kenegaraan yang terjadi hingga sekarang. Arti politik dan berpolitik yang sesungguhnya dipahami dan dianut oleh orang yang sering kita sebut “politikus” di negara ini. Saya bertanya pada mereka secara imaginer. Dan, ini mungkin jawaban mereka:

Politikus saat ini:“politik itu adalah segala cara dan strategi untuk melegalkan kejahatan…”

Demikianlah tulisan ini, selanjutnya terserah Anda.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline