Di tahun 2016, masih di era kepemimpinan Bima Arya dan Usmar Hariman, Kota Bogor pernah mendapat predikat "KOTA TERBURUK KE-2 DI DUNIA BAGI PENGENDARA" versi Waze. Singkatnya, aplikasi navigasi pengendara, Waze, merilis "Indeks Kepuasan Pengendara" di berbagai kota di dunia. Data itu diambil dari para pengguna Waze di 38 negara dan 235 kota di dunia. Dalam riset tersebut, kategorisasi dengan angka 10 menunjukkan tingkat pengendara paling puas, dan angka 1, sebaliknya.
Dikutip dari Waze.com, secara global Waze memiliki 65 juta pengguna aktif tiap bulan di 185 negara. Waze memilih negara dan kota yg disurvei berdasarkan data kota mana yg memiliki 20 ribu lebih pengguna aktif tiap bulan, untuk memastikan hasil survei lebih akurat.
Nah, dari daftar Indeks itu, Kota Bogor masuk kota kedua terburuk bagi pengendara, setelah Kota Cebu, Filipina. Dan jangan kaget, Kota Bogor berada di peringkat 185, dengan tingkat kepuasan hanya 2,15. Sungguh tragis.
Makanya jangan kaget kalo julukan Kota Bogor bukan lagi sebagai Kota Hujan. Julukannya berubah kini menjadi KOTA SERIBU ANGKOT, persis di bawah kepemimpinan Bima Arya yang dinela juga sebagai tokoh reformis.
Kota Bogor memang kota yang sampai saat ini masih belum kelar berkutat dengan persoalan kemacetan. Dan para pemangku kebijakan di sana, sampai hari ini, seperti galau mesti bagaimana membenahi kemacetannya. Keduanya seperti tidak punya blueprint penataan kota yang terstruktur, massif dan terencana.
Bahkan hingga sampai di penghujung kekuasaannya, Walikota Bima Arya dan Wakil Walikota Usmar Hariman malah sibuk berkutat dengan penataan taman kota. Penataan taman kota jelas perlu dilakukan. Tapi membenahi sirkulasi perekonomian, seperti membenahi kemacetan, peningkatan kesejahteraan Warga, dan pengurangan angka kemiskinan, jauh lebih penting, sesuai janjinya di masa kampanyenya dulu.
Semoga Bima Arya dan pasangannya yang sekarang, Dedie Rachim, tidak lagi mengumbar janji yang tidak bisa ditepati. Dan Kota Bogor ke depan, bisa menjadi kota yang pro-Rakyat. Amin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H