[caption caption="Warga Mengungsi akibat gempa di Halbar. Sumber Foto : Deliknews.com"][/caption]SATU pekan terakhir, saudara kita di Halmahera Barat, Maluku Utara, kucing-kucingan dengan aktivitas gempa yang melanda daerah itu. Tercatat terjadi 469 kali gempa sejak 16 November 2015, dan memaksa 8.134 jiwa mengungsi karna takut gempa susulan.
Berita ini saya dapat di media ini (BACA : Pengungsi Gempa Halbar terus bertambah). Nyaris, gempa ini tak tersentuh media. Padahal, ribuan orang terutama anak-anak mulai menderita sakit dan menunggu bantuan.
Meski ada yang memberitakan, namun tidak se-populer pemberitaan skandal Setya Novanto.
Mungkin Setya Novanto lebih penting untuk meningkatkan traffik situs berita atau Search Engine Optimize (SEO) dan akhirnya kabar gempa bumi pun tidak begitu mendapat perhatian. Media pilih kasih? atau ada yang mengarahkan? entahlah...
Padahal, media sebagai pilar penting di Negara ini diperlukan informasinya. Setidaknya, kabar bisa terdengar ke telinga Menteri terkait atau pejabat agar segera cepat menanggulangi.
Jika dibanding dengan Skandal Setno, mana lebih penting?
Gempa di Halmahera Barat, menurut informasi belum ada korban jiwa atau korban meninggal. Namun, beberapa bangunan penting seperti Gedung DPRD, Kantor Bupati, Sekolah serta rumah warga rusak ringan hingga parah.
Bagaimana kabar saudara-saudara kita disana, bagaimana dengan anak-anak? nyaris hanya satu dua informasi mengabarkan. Apa ini tidak menarik?
Setnov, marilah legowo. Jika pun pak Setnov bersalah atau tidak. Rakyat tentu tidak rugi, tapi jika Setnov mundur rakyat untung, karna mengurangi beban membayar Ketua DPR bermasalah (dalam tanda kutip).
Sesungguhnya, rakyat lah pemegang kekuasaan, rakyat lah pemimpin tertinggi, bukan satu dua orang. Rakyat hanya memberikan amanah, bilamana ada masalah yah harus hargai Rakyat.
Kembali ke Gempa di Halbar. Informasinya, warga setempat hanya makan seadanya, lantaran bantuan yang turun belum signifikan.