Saya tertarik untuk menanggapi artikel yang ditulis Bapak Musni Umar seorang sosiologist yang menulis artikel dengan tajuk "Parpol Islam Terpuru, Rhoma Irama Kenapa Dirikan Partai Islam." Saya akan memberi tanggapan beberapa point-point yang di tulis oleh bapak Musni Umar.
Bapak Musni Umar menulis, pertama, didirikan seorang raja dangdut yang sangat populer dan dikenal luas di masyarakat Indonesia khususnya dikalangan dunia musik dangdut.
Tanggapan: Entah siapa yang mengangkat Rhoma Irama menjadi raja dangdut dan dimana kerajaannya juga tidak tahu, rakyatnya juga tidak ada. Kalau kata raja mengacu pada suatu makna denotasi dalam bahasa Indonesia. Jika kata raja bermakna konotasi untuk menyatakan kepakaran atau ahli kenapa hanya kata dangdut yang dilabeli dengan raja, tidak ada raja pop atau raja kasidah. Sedangkan untuk makna konotasi yang pernah saya dengar dalam bahasa Indonesia adalah raja jalanan yang maknanya sering ugal-ugalan di jalan, raja rimba maknanya harimau dan raja singa maknanya penyakit spilis atau gnorhoe.
Bapak Musni Umar Menulis: Kedua, pendirinya bukan hanya pemusik dangdut yang sudah malang melintang, tetapi juga seorang Da'i yang selama ini aktif berdakwah melalui lagu-lagu musik dangdut, dan di masyarakat luas sebagaimana layaknya seorang Da'i.
Tanggapan: Dalam Islam tidak pernah Rasulullah mengajarkan menjadi da'i atau pendakwah islam dengan musik. Bisa dicari rujukannya tak pernah rasulullah berdakwah sambil bermain musik dan bernyanyi. Bahkan ada hadist yang sangat tegas dikalangan Salafy dan Wahabi bahwa musik itu haram hukumnya. Memang tidak dipungkiri syair-syair lagu seperti judi, jangan begadang dan mirasantika itu memberi pengajaran yang baik namun tetap saja yang mendengar lagu itu tidak serta merta tobat bahkan sambil menyanyi judi tetap saja main judi dan berjoget sambil mabuk-mabukan.
Bapak Musni menulis: Ketiga, Rhoma Irama dapat dikatakan sebagai kader PPP dan PKB karena setiap pemilu selalu menjadi juru kampanye secara bergantian dari kedua partai tersebut. Bahkan dalam pemilu 2014, PKB sempat menggadang-gadang Rhoma Irama untuk menjadi calon Presiden RI, tetapi tidak menjadi kenyataan. Hanya jadi move untuk menarik dukungan publik terhadap PKB.
Tanggapan: Benar memang Rhoma dikenal sebagai PPP dan pemilu kemarin loncat ke PKB karena akan dijanjikan Capres. Kenapa tidak jadi capres karena memang suara PKB tidak memenuhi ambang batas minimal untuk mengajukan capres sendiri, makanya dia tidak jadi capres. Sedangkan PKB bergabung ke KIH yang punya capres sendiri yaitu Jokowi. Jadilah Rhoma "merasa" disingkirkan PKB.
Bapak Musni menulis: Keempat, semua partai politik belum menunjukkan kinerjanya dalam memperjuangkan, memberdayakan dan memajukan rakyat yang sedang galau menghadapi kesulitan ekonomi dan permasalahan lainnya.
Tanggapan: kalau bapak Musni menulis semua parpol belum menunjukkan kinerjanya sangat berlebihan dan bisa dituntut oleh PKS yang sudah banyak melakukan kaderisasi dimana-mana bahkan telah berhasil meletakan kader terbaiknya diposisi penting negeri ini, sehingga banyak kader PKS yang tadinya hidup miskin dan susah setelah menjadi kader PKS dan mendapat jabatan hidupnya makmur dan sejahterah. (Eh sepertinya bukan PKS saja yang seperti itu partai lain juga).
Bapak Musni menulis: Kelima, partai politik Islam sedang terpuruk, pemilihnya terus menurun dari pemilu ke pemilu. Pertanyaannya, mengapa raja dangdut mendirikan partai politik Islam.