[caption id="" align="aligncenter" width="780" caption="Megawati Soekarno Putri / Kompas.com"][/caption] Terlihat sudah rasa menyesal itu dibalik pidato-pidato politik Megawati saat kongres PDIP kemarin. Rasanya nyesek banget Ibu Mega tak mencapreskan dirinya sendiri. Mungkin jika kemarin dia yang jadi capres bisa jadi menang melawan Prabowo. Jika seandainya kemarin Jokowi tidak dicapreskan mungkin Indonesia tak seramai sekarang ini. Mungkin Indonesia akan tentram. Tak ada yang kerjanya menjonru dan tak ada yang tiap saat sakit hati sampai stress bahkan ada yang mati. Entah mengapa Tuhan kok menakdirkan pak Jokowi yang jadi presiden. Kalau bukan Jokowi pasti para kader PKS banyak yang jadi menteri sehingga fustun dan para pengikut sapi tidak kekurangan gizi. Seandainya kemarin Jokowi hanya jadi gubernur DKI, Ahok pun tak akan ngomong tai. Megawati mengatakan dia kayak presiden karena banyak anak buah. Kasihan sekali dirimu bu. Masih kayak (baca seperti) itu berarti bukan presiden. Ibu harus sadar bahwa presidennya sekarang adalah pak Jokowi yang notabene masih anak buah ibu sendiri. Anak buah jadi presiden tidak otomatis ibu buah jadi ibunya presiden. Jadi tetap saja ibu buah harus mengikuti aturan presiden. Jangan suka memaksakan kehendak yang membuat presiden jadi serba salah. Ibu juga mengatakan anak buah harus jadi petugas partai. Ingat bu, kalau sudah jadi presiden anak buah sudah jadi petugas rakyat yang lingkupnya lebih luas bukan sekedar mengikuti kehendak ketum partai tapi harus mengayomi dan harus bisa "ngemong" seluruh rakyat. Ibu Mega jangan arogan gitu. masa bilang kalau gak mau disebut petugas partai disuruh keluar. Saya dulu juga punya bos sering memarahi anak buahnya. Sering bentak-bentak kalau pidato sering bilang "kalau gak suka kerja di sini keluar". Padahal itu bukan perusahaan dia. Akhirnya ketika dia sudah pensiun tak ada seorang pun mantan anak buah yang loyal padanya. Kalau ibu terus-terusan begini tanpa disuruh pun pak Jokowi akan keluar sendiri. Tunggu saja saatnya nanti kalau ibu tak berubah juga. Ibu Mega harus ingat, Pak Taufiq kiemas almarhum suami ibu itu dulu meninggal demi memperjuangkan PDIP yang berada diambang kehancuran. Jangan ibu malah menghancurkan dan menyia-nyiakan perjuangan dan kepulangan beliau. Pak Jokowi itu amanah yang diembankan oleh beliau kepada Ibu. Jangan lupakan itu. Jangan karena pembisik kanan kiri yang mencoba mengadu domba ibu dengan pak Jokowi akhirnya hancur PDIP dan jeblok perolehan suaranya pada tahun 2019 nanti. Seharusnya sebagai partai pemenang pemilu dan kadernya menjadi presiden menjadi kebanggaan tersendiri dan mendukung penuh presiden dan memberikan saran-saran dan kebijakan yang memakmurkan rakyat. Bukan memakmurkan kroni partai sendiri saja. Ibu harus ingat partai pemerintah kalau mau mengkritik presiden itu harus "bisik-bisik" saja jangan "koar-koar' laksana partai oposisi. masa partai pemenang suaranya lebih nyaring dari partai oposisi apa kata dunia. Musuh-musuh politik kini tertawa melihat kelemahan internal partai Mega yang ternyata tak ikhlas menjadikan kadernya sebagai presiden. Ibu Mega nama partainya demokrasi tapi jauh dari aturan demokrasi. Malah mirip monarchi atau khilafah yang sering digaung-gaungkan HTI dan ISIS bahwa raja atau pun ratu tak boleh diganti sampai mati. Kalau belum mati belum boleh diganti. Kalau pun diganti harus diganti sama anak sendiri. Jadi apa arti nama partai demokrasi? Tapi ya sudahlah saya hanya orang biasa yang sudah berterimakasih walau ibu Mega mungkin tidak ikhlas kemarin mencapreskan pak Jokowi, tapi nyatanya pak Jokowi sudah jadi presiden RI ke-7. Sekarang hilangkan rasa tak ikhlas itu. jangan pula ibu ketularan penyakit para hater yang tak ikhlas sampai kini walau pak Jokowi sudah jadi presiden RI. malah sebagian ada yang tak mengakui karena masih terus merasakan sakitnya tuh di sini. Salam #ibakita Rujukan: - Megawati: Kalau tak mau disebut petugas partai, keluar! - Megawati: Saya ini kaya presiden
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H