[caption id="" align="aligncenter" width="259" caption="Ilustrasi (img-blogspot.com)"][/caption]
Kejadian ini terjadi waktu pagi-pagi saat saya mengisi BBM di sebuh SPBU di jalan menuju kantor. Hari masih pagi sekitar pukul 7 lewat sedikit. Tapi SPBU ini selalu ramai tiap pagi.
Sehabis mengisih BBM, saya melihat seorang ibu yang berjilbab rapi dan berbaju seperti seorang ibu guru. Ibu itu sedang kesusahan mengengkol (menstart) pake stater injak. Kalau di Medan di sebut engkol.
Saya lihat beberapa kali ibu itu mengengkol, namun mesin sepeda motornya tak juga hidup. Saya gak tega melihat kejadian itu. Maklum naluri laki-laki yang tak sampai hati jika ada wanita kesulitan di depan matanya. Ini mungkin sudah takdir saya, orang tua saya memberi nama saya Gunawan. Teman-teman banyak menyalahkan arti namanya saya katanya Gunawan itu gundul namun menawan, padahal saya kan tidak gundul, Cuma ada juga yang gundul dari diri saya itu off the record dech, heheh.
Singkat cerita dan akhir kata... eh belum selesai ceritanya....
Akhirnya saya segera turun dari sepeda motor dan mencoba untuk membantu ibu tadi. Sepertinya ibu itu sudah hampir putus asa kelihatannya. Engkolan terakhirnya membuat dia kecapean, itu menurut dugaan saya. Kemudian ibu itu agak menjauh untuk mengambil helmnya.
Dengan tanpa ba bi bu, berlagak sebagai seorang pahlawan saya mencoba mengengkol sepeda motor ibu tadi. Ibu tadi heran. Saya juga heran kenapa saya engkol kok engkolannya ringan sekali.
Ibu atau tepatnay mbak itu agak berteriak kepada saya, “mas mau diapakan kereta saya, itu sudah hidup kok”.
Wah ternyata karena helm yang menutup telinga saya dan suara kendaraan lain di SPBU itu sehingga saya tidak mendengar kalau kereta yang di Medan artinya sepeda motor milik mbak itu sudah menyala.
Akhirnya saya malu sendiri dan tanpa ngomong apa-apa segera ngebut dan tak ingin menunjukan batangku eh batang hidungku di depan ibu itu.
Makanya kalau mau nolong ditanya dulu, ”mau saya engkolkan mbak?”
Jangan main engkol saja .
Salam Koplak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H