Lihat ke Halaman Asli

Gunawan

TERVERIFIKASI

Dosen

Pak Jokowi Jangan Jadi Ketum PDIP

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi diapit Trah Soekarno / Kompas.com

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Jokowi diapit Trah Soekarno / Kompas.com"][/caption]

Ada wacana yang menjagokan pak Jokowi agar menjadi Ketum PDIP menggantikan Ibu Megawati Soekarno Putri. Entah apa tujuan wacana itu digelontorkan. Mungkin ada pihak-pihak yang ingin menimbulkan pergesekan antara trah Soekarno sebagai pemilik PDIP dengan kader-kader terbaiknya.

Biarkan saja PDIP dipimpin oleh trah Soekarno. Biarkan saja Bu mega masih menjadi Ketum PDIP. Tak usahlah pak jokowi ambil ketum itu. Urusi saja negara ini. Pak jokowi jangan seperti pak SBY yang sibuk ngurusi parpl akhirnya bingung mau mendahulukan yang mana antara kepentingan parpol dan urusan negara.

Lagi pula nanti jika pak jokowi jadi ketum PDIP bisa-bisa pak jokowi mendapat serangan dari para hater yang terus memasang mata dan telinga 24 jam untuk memata-matai gerak0gerik pak Jokowi. Belum lagi cibiran pedas yang meluncur deras menghujat pak Jokowi yang ingin menguasai PDIP.

Pak Jokowi sebaiknya konsentrasi saja kepada urusan negara. Urusan PDIP biar saja para trah Soekarno yang mengurusinya. Jangan lagi rebut Ketum dari tangan Bu Mega. ibu Mega sudah cukup berkorban dengan merelakan kursi Presiden yang telah diberikan secara sukarela demi rakyat yang menginginkan pak jokowi jadi presidennya.

Pak Jokowi juga harus waspada adanya survei yang mengatakan pak Jokowi lebih pantas menjadi ketum PDIP untuk memperkuat kedudukkannya sebagai Presiden hanyalah sebuah wacana. Tetap saja pak Jokowi akan menjadi bulan-bulanan para pembencinya seperti saat pak SBY masih memegang ketum demokrat saat menjabat jadi presiden kemarin.

Jika ditelaah, wacana menjadikan pak Jokowi sebagai ketum PDIP mempunyai dua tujuan yang mungkin sebagai batu sandungan pak Jokowi. Pertama wacana itu sebagai bahan untuk memecah belah PDIP dimana PDIP dengan kader-kader yang loyal kepada trah Soekarno pastilah tidak setuju dengan wacana itu. Kedua akan menjadikan PDIP partai yang besar dengan memasukkan projo yang selama ini bekerja sendiri-sendiri untuk bergabung ke PDIP menjadi kekuatan politik yang besar tahun 2019 nanti.

Memang sih jika trah Soekarno legowo menyerahkan tampuk Ketum PDIP ketangan Jokowi saya yakin PDIP akan menjadi kekuatan partai yang lebih besar lagi. Namun lagi-lagi itu sangat tidak mungkin terjadi karena di trah Soekarno sendiri terjadi pergesekan yang sengit yang mungkin malah memisahkan diri dari kubu PDIP yang dipimpin Jokowi. Namanya juga urusan tahta ini sudah jamak terjadi perebutan kekuasaan.

Maka sebaiknya saya sarankan pak Jokowi tetap bermain di luar Partai daripada berkhayal akan membesarkan PDIP yang akhirnya malah menjadi beban tambahan dimana beban untuk mengatur negara lebih besar ketimbang untuk menjadi Ketum Partai.

(Artike terkaitl)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline