Lihat ke Halaman Asli

Gunawan

TERVERIFIKASI

Dosen

H. Joko Widodo Ternyata Bukan Haji

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1391654823980414118

[caption id="attachment_320750" align="aligncenter" width="498" caption="Artikel Isu Jokowi (Sumber: Screenshoot Facebook docpri)"][/caption]

Ada isu lama yang dihembuskan lagi menjelang pileg. Berhubung rakyat sudah terlanjur jatuh cinta pada Jokowi maka isu-isu lama terkait Jokowi dihembuskan lagi. Kemarin selagi berselancardi facebook. Ada teman facebook yang menshare tulisan lama dari blog sebelah yang bertajuk Siapa Sesungguhnya Joko Widodo

Menurut blog itu H di depan nama Jokowi bukan Haji tapi Handoko, ya Handoko adalah nama depan Joko Widodo. Informasi nama Handoko menurut mereka berasal dari salah satu abdi dalem kraton Surakarta. Hal yang sungguh aneh. Informasi nama kan bisa ditelusuri dari ijazah asli milik Jokowi atau kalau ada akte kelahiran pak jokowi sendiri bukan malah bertanya pada abdi dalem kraton yang kemungkinan tak ada hubungannya dengan Jokowi.

Menurut mereka huruf "H" di depan nama Jokowi yang identik dengan haji menjadi daya tarik bagi warga muslim di DKI jakarta saat itu. Dan hal ini sungguh sangat merugikan pihak-pihak yang merasa paling Islami yang menjadi rival berat dalam pilkada DKI waktu itu.

Nah kalo pak jokowi memang namanya Handoko, memangnya kenapa? Saya juga dulu punya nama depan yang dihapus oleh orang tua saya karena katanya saya sakit-sakitan. Setelah nama depan itu dihapus jadi sehat wal afiat. Mau tahu nama depan saya yang dihapus itu. Cukup mentereng namanya yaitu hendra Gunawan. Kata ibu saya karena nama saya yang mentereng itu saya sakit-sakitan jadilah nama saya Hendra nya dihapus jadi Gunawan. Kalau saya mau meletakan kembali nama itu saya singkat menjadi H. Gunawan. nah silakan saja singkatan itu dianggap kalau saya sudah haji hehehe.

Tapi namanya juga isu dan opini beda tipis. Opini bisa jadi isu dan isu bisa jadi opini tergantung bagaimana kita menyikapinya. Masalah jokowi sudah haji atau belum ya itu urusan pak Jokowi sendiri dengan Tuhannya. Jadi isu yang berkaitan dengan sara di negeri ini masih laku keras. Hal ini karena warga Indonesia rata-rata masih mempunyai rasa fanatisme yang berlebihan kepada SARA itu sendiri.

Lihat saja saat-saat tahun panas seperti ini isu SARA ini akan selalu nikmat untuk ditiupkan. Dan kebanyakan warga termakan dengan isu-isu seperti ini. Butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa mengikis sifat fanatisme sempit ini. Karena disatu pihak hal-hal ini masih diajarkan baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat kita.

Salam Kompasiana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline