Lihat ke Halaman Asli

Gunawan

TERVERIFIKASI

Dosen

Anas Urbaningrum (Tak) Bersyukur Menjadi Tahanan KPK

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anas Urbaningrum Memakai Baju Tahanan KPK (Sumber Foto: Tribunnews/Dani Permana)

[caption id="" align="aligncenter" width="546" caption="Anas Urbaningrum Memakai Baju Tahanan KPK (Sumber Foto: Tribunnews/Dani Permana)"][/caption]

Beberapa hari ini saya keluar dari hiruk pikuk perpolitikan Indonesia. Sementara menepi, mengarungi alam dan menikmati keindahannya. Walau sumber daya alam ini banyak disalahgunakan dan hasilnya dieksploitasi dan dinikmati segelintir orang. Biarlah saya menikmati keindahan alamnya saja.  mumpung masih sehat dan bisa menikmatinya. Sebelum keindahannya juga direnggut dan dirusak oleh manusia-manusia serakah.

Setelah Jum'at keramat tanggal 10 Januari 2014 lalu menempatkan Anas Urbaningrum mantan ketua umum Partai Demokrat itu resmi menjadi tahanan KPK. Anas sepertinya sangat bersyukur menjadi tahanan KPK. Mengapa saya katakan bersyukur. Ya, daripada dia digantung di Monas langsung tewas. maka dia sangat bersyukur masih bisa bernapas lega karena hanya pindah rumah sementara.

Namun di rumahnya yang "baru", Anas sepertinya kurang bisa menerima makanan di tahanan. Mungkin biasa makanannya selalu yang enak-enak dan istimewa. Sedangkan di KPK makanannya mungkin seadanya. Dibanding makanan penduduk desa yang hanya makan kangkung dan sambal terasi yang jauh dari mewahnya makanan di tahanan KPK.

Memang sih Anas sudah bisa dibilang "habis' karir politiknya. Apalagi tersangkut kasus korupsi. Beda dengan tahanan politik yang bisa moncer karirnya seperti para napol dan tapol bekas tahanan di rezim Soeharto yang sekarang malah bisa menjadi orang-orang penting di partainya masing-masing.

Lain Anas. Saya dulu mengetahui Anas adalah aktifis HMI dan juga aktifis yang ikut dalam demo-demo saat reformasi tahun 1997-1998 yang lalu. Saat meruntuhkan rezim Soeharto. Dan Anas akhirnya benar-benar menikmati hasil reformasi dengan bergabung dengan Partai Pemenang Pemilu yaitu Partai Demokrat. Sampai pada karir tertinggi (ketum) dan akhirnya jatuh sampai ke karir terendah (penjara).

Memang masuk penjara bukan akhir segalanya bagi seseorang Anas. Namun penjara di mata orang awam adalah tempat penyiksaan baik rohani maupun jasmani. Belum nanti setelah keluar penjara hukuman di masyarakat lebih kejam lagi jika mengetahui seseorang itu mantan narapidana atau penghuni penjara.

Tapi bagi seorang Anas seharusnyalah bersyukur. Dengan resminya menjadi tahanan KPK publik bisa tahu bahwa Anas tidak korupsi 1 rupiah saja. Karena jika hanya 1 rupiah Anas korupsi dia sudah digantung di monas dan itu artinya tamatlah hidupnya.

Salam Kompasiana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline