Lihat ke Halaman Asli

Gunawan

TERVERIFIKASI

Dosen

Kopasus Vs Preman Cermin Kegagalan Hukum Negeri Ini

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kronologi Penyerangan LP Sleman yang Tewaskan 4 Orang

[caption id="" align="aligncenter" width="653" caption="Sudah kejadian baru dijaga ketat( img-kompas.com)"][/caption]

Premanisme itu tidak hanya milik preman. Dimana-mana ada preman. Preman ada di pasar namanya preman pasar. Preman ada di kampung namanya preman kampung. Preman ada di lembaga-lembaga pemerintahan dan lembaga hukum namanya mafia hukum dan mafia birokrat.

Menyoroti aksi penembakan 4 tersangka pengeroyok anggota kopasus yang dilakukan di lapas Sleman, menunjukkan bahwa kemanan dan hukum di negeri ini sudah hampir seperti jaman koboy texas yang darder dor, main tembak. Ternyata lapas yang katanya tempat yang dijaga ketat, alih-alaih dijaga malah diserbu orang-orang yang ingin menuntut balas atas tewas rekan kopasusnya dan menghakimi sendiri para pengeroyok itu.

Inilah cerminan hukum di negeri ini. Ketidakpuasan terhadap penegakkan hukum menjadikan orang-orang yang memiliki senjata dan terlatih sekelas kopasus main hakim sendiri.

Seperti halnya dikampung saya, ada juga maling sepeda motor yang dihajar massa sampai mati. Hal ini bukti bahwa masyarakat sudah tidak percaya dengan penegakan hukum yang ada di negeri ini.

Lihat saja kasus anak menteri yang hanya dihukum percobaan padahal sudah menabrak dan mengakibatkan tewasnya nyawa orang lain.

Entah sampai kapan hukum di negeri ini bisa tegak secara adil. Menurut penulis mungkin jika ada hukum nyawa dibayar nyawa diterapkan di negeri ini baru peristiwa-peristiwa diatas tidak akan terulang lagi.

Salam - Kompasiana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline