Lihat ke Halaman Asli

Gunawan

TERVERIFIKASI

Dosen

Jokowi "Tegar" KMP Bubar Karena Golkar

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agung Laksono Ketum Golkar / Kompas.com

[caption id="" align="aligncenter" width="546" caption="Agung Laksono Ketum Golkar / Kompas.com"][/caption] Kubu Agung Laksono menyatakan akan mendukung pemerintahan Joko Widodo dan membawa Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP). Hal itu disampaikan Ketua Bidang Komunikasi, Media, dan Penggalangan Opini DPP Partai Golkar hasil Munas IX Jakarta, Leo Nababan, pasca-putusan Mahkamah Partai Golkar yang menyatakan kepengurusan versi Munas Ancol di bawah kepemimpinan Agung Laksono sebagai pengurus yang sah. Bisa dipastikan dengan keluarnya Golkar dari KMP akan menjadikan KMP tinggal 2 partai saja yaitu Gerindra dan PKS. Sedangkan yang lainnya sudah merapat mendukung pemerintahan Jokowi. Kini posisi Jokowi aman dan semakin "tegar" alias kuat dengan dukungan Golkar. Walau di media sosial masih ada yang koar-koar untuk memakzulkan Presiden  Jokowi karena masalah harga beras yang kata mereka mahal. Padahal mereka menulis tanpa data dan tak mengecek langsung ke lapangan apa yang dirasakan rakyat yang niskin yang sudah banyak terbantu dengan kebijakan pak Jokowi baik di sektor ekonomi,kesehatan dan pendidikkan. Mereka hanya mengarang bebas dan memelas seakan-akan karanganya itu nyata akan tetapi hanya penuh tipu daya. Bubarnya KMP karena Golkar menunjukkan bahwa memang ada kecenderungan sejak awal bahwa Golkar tak mau menjadi partai diluar penguasa atau oposan. Golkar dengan kelihaian berpolitik sejak jaman orde baru telah menjadi bukti bahwa siapapun presiden dan pemerintah yang berkuasa mereka tetap menentukan di arena perpolitikan Indonesia. Dibalik kemenangan Golkar dengan ketua umum Agung Laksono ada sosok yang tak pernah berkoar-koar di media namun punya kekuatan besar di Indonesia timur. Dia dikenal suka membela kepentingan masyarakat khususnya di Papua, Yorrys Raweyai langsung dipercaya sebagai Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua. Kritikannya yang membangun selalu terdengar ketika ada kebijakan yang menurutnya bersebrangan dengan kepentingan masyarakat. Yorrys tak suka berkoar-koar seperti Tantowi Yahyah atau Nurul Arifin yang sekarang bungkam seribu bahasa. Walau KMP sudah terancam bubar namun  masih ada saja yang belum move on ketika pak Jokowi sudah lebih 100 hari sampai sekarang ini. Memang sih bahan untuk menyerang pak Jokowi selalu saja ada. Namanya juga kalau sudah benci dan sakit hati apa pun bisa jadi bahan olok-olokan di media sosial yang tanpa kontrol itu. Pak Jokowi bukanlah presiden tangan besi atau tirani yang segera menangkapi mereka yang mencaci maki. Biarlah mereka senang dan menggelinjang sendiri dengan caci maki mereka kepada pak Jokowi yang tetap tegar dalam onak dan duri untuk membangun ibu pertiwi. Bubarnya KMP akan mengubah peta perpolitikan di DPR RI. Friksi atau gesekan pastinya tetap ada sebagai bunga-bunga demokrasi. Ada partai yang kesepian nantinya yaitu Demkrat yang belum jelas arahnya kemana. Demokrat yang awalnya ingin mengobok-obok KMP dengan aksi walkoutnya karena dianggap menentukan kini merana sendirian. Demikian juga dengan PKS mungkin juga akan pecah kongsi dengan Gerindra. Bisa saja PKS "menjilat" ke Demokrat melalui bapak semangnya dulu yaitu SBY. Tapi masihkah Demokrat mau? Kita lihat saja nanti. Artikel pendukung: - Artikel 1. - Artikel 2.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline