[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Joko Widodo Gubernur DKI jakarta (Sumber: TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)"][/caption]
Heboh rumah Jokowi disadap dengan 3 buah detektor yang ditemukan di ruang makan, di ruang tamu dan di ruang tidur. Sungguh pelaku penyadapan itu seperti seorang psikopat yang sakit jiwanya. Kenapa saya katakan sakit jiwa....?
Pernahkan kita ingin mengetahui segala sesuatu dari seseorang? Biasanya musuh atau pesaing bisnis atau saingan dalam merebut pacar. Nah, pada saat kita ingin tahu keadaan musuh kita atau saingan kita disitulah kita sudah terkena sakit jiwa.
Dalam hal ini pelaku penyadapan dan memata-matai Jokowi adalah prilaku orang sakit jiwa. Apalagi jika dia mendapatkan hasil sadapan yang tak sesuai dengan yang diharapkannya. Dalam hal ini pak Jokowi juga tidak meraasa khawatir atau cemas secara berlebihan ketika dirinya disadap. Karena beliau merasa apa-apa isi pembicaraan dan tingkah laku beliau di rumah biasa-biasa saja.
Jokowi sebagai tokoh yang sedang mendapat sorotan semua media dan juga rakyat Indonesia yang berharap beliau bisa menjadi presiden RI 2014 ini memang rawan mendapatkan penyadapan seperti yang telah diberitakan oleh kompas.com siang tadi melalui Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo yang mengatakan, pihaknya menemukan tiga alat sadap di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Menurut Tjahjo, hal ini merupakan indikasi kuat adanya teror yang mengarah pada partainya dari pihak eksternal.
"Di rumah Jokowi kita operasi ada tiga alat penyadap, di tempat tidur, di ruang tamu, dan di tempat makan. Seakan-akan ada semacam teror," kata Tjahjo, di Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2014).(Sumber:kompas.com)
Jokowi tidak sepatutnya diperlakukan seperti itu, para penyadap yang notabene mungkin musuh-musuh politik Jokowi memang betul-betul sakit jiwa jika mereka lah pelaku penyadapan itu.
Dari cara-cara penyadapan yang tidak profesional itu terbukti dengan masih bisa ketahuan dan ditemukan alat-alat sadap berupa detektor suara di rumah pak Jokowi itu, menunjukkan bahwa para penyadapan masih amatir dan menggunakan tekmnologi yang relatif jadul.
Beda dengan pihak KPK dan Amerika serta Australia yang melakukan penyadapan dengan teknologi canggih karena langsung mengakses melalui telepon seliler presiden SBY saat melakukan enyadapan terhadap SBY beberapa waktu yang lalu.
Apa maksud dan tujuan mereka melakukan penyadapan terhadap Jokowi juga belum secara pasti dapat diketahui. Namun berdasarkan dugaan sementara , para penyada itu menginginkan pembicaraan penting yang ingin mereksa temukan di rumah Jokowi.
namun sayang sepertinya samapi alat sadap itu ditemukan, para penyadao itu belum mendapatkan informasi yang berguna dari jokowi ketika melakukanj pembicaraan Jokowi. Hal ini terungkap saat pelaku mengikuti segara gerak-gerik dan percakapan Jokowi di rumah yang tak ada pembicaran politik yang penting di rekaman penyadapan di rumahnya.