Lihat ke Halaman Asli

Gunawan

TERVERIFIKASI

Dosen

Prabowo Buang-buang Energi Menuntut ke MK

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar Pilpres sudah usai pemenangnya sudah diketahui. Kita sudah punya presiden baru yaitu Bapak H.Ir Jokow Widodo dan wapresnya adalah H. Muhammad Jusuf Kalla. Penetapan kemengan mereka oleh KPU telah ditetapkan pada tanggal 22 Juli yang lalu. Dengan selisih suara yang sangat signifikan yaitu 8 juta suara lebih terpaut antara pasangan Prahara dan Jokowi JK. Walau kita sudah bisa memastikan kemengan Jokowi-JK sejak lembaga survei independent dan kredibel melakukan Quick Count berdasarkan metodologi ilmiah yang bisa dibuktikan secara ilmiah bahwa hasil Quick Count ternyata tak jauh beda dengan hasil real count dari KPU. Jika sejak lama Prabowo legowo maka tak secapek ini. Tak banyak energi terkuras hanya demi sebuah kekalahan yang telah pasti. Kalau saja Prabowo mendengarkan hati nuraninya bukan Fadli Zon atau Farid Hamzah bukan pula ARB pemilim TV One atau hari Tanoe pemilik MNC Group yang telah membuat quick count abal-abal dan PKS yang telah membuat real count tipu-tipu yang menyenangkan hati Prabowo. Prabowo sudah ditipu oleh tim suksesnya sendiri. Prabowo juga telah menipu hati nuraninya sendiri. kenapa begitu tak perduli dengan kenyataan bahwa dia mengalami kekalahan Betapa dia tak merasa bahwa sebagian besar rakyat Indonesia tak menginginkannya menjadi presiden RI. Mengapa dia begitu yakin bisa memenangkan pilpres ini? Keyakinan Prabowo menang pertama karena menurut hitung-hitngan diatas kertas dengan koalisi tenda besar maka kemungkinan besar menang bisa saja terjadi jika Parpol koalisi memang mengejawantahkan suara rakyat. Ternyata parpol ya hanya sekedar parpol yang tak merasa dimiliki oleh rakyat. Rakyat sekarang tak memandang parpol tapi memandang sosok dibalik parpol-parpol itu. Maknya tak heran jika walau pun di dukung banyak parpol tapi Prabowo tetap saja keok. Kedua Prabowo yakin menang karena merasa didukung oleh hampir sebagian besar partai Islam seperti PKS,PPP, dan PAN. Dengan hitung-hitungan bahwa umat Islam di Indonesia jumlahnya hampir 90%. jadi mustahil bisa kalah kalau mereka semua umat Islam merasa diwakili oleh partai Islam. Ternyata Prabowo salah PKS  itu bisa saja mengaku partai Islam tapi Islam itu bukan PKS. PPP bisa saja mengaku Islam tapi Islam itu bukan PPP demikian juga PAN yang katanya Islam tapi Islam itu bukan PAN. Ketiga Prabowo yakin menang karena dia punya kekayaan yang sangat besar untuk memobilisasi massa pendukung, menyediakan dana yang besar untuk kerja timses dan para pendukung bayaran di seluruh Indonesia. Dia yakin dengan nuang semua bisa dibeli termasuk suara rakyat. Tapi apa lacur bahwa masih ada rakyat yang tak silau dengan iming-iming uang. Malah ada yang uangnya malah dikumpulkan lagi dan disumbangkan untuk pasangan Jokowi-JK. Keempat Prabowo yakin menang karena merasa sudah menjadi orator ulung dan  telah merasa menjadi macan Asia, dia telah merasa bahwa pidatonya yang berapi-api itu bisa membius dan menghipnotis rakyat indonesia yang mendengarnya. Dia yakin dengan auman macan asia bisa menakuti kambing-kambing yang berlarian kian kemari. Tapi kenyataannya rakyat miskin yang lapar semakin lapar ketika mendengar pidatonya. Rakyat yang ketakutan semakin takut jika punya presiden seekor macan yang kapan saja bisa menerkam mereka. Tuntutan Prabowo ke MK adalah hak beliau, namun sebenarnya sudah gugur saat dia mengucapkan menarik diri dari Pilpres dan menolak hasil KPU. Tapi jika makna menarik diri cuma dirinya saja yang ditarik-tarik bisa mundur dan bisa maju maka hak beliau menuntut ke MK sebagai jalan terakhir untuk lebih mempermalukan dirinya. Jadi sangat mubazir dan sia-sia energi selama ini terkuras untuk sesuatu yang tak mungkin bisa memenangkan dirinya. Lebih terhormat jika sejak awal Prabowo Subianto sang mantan Danjen dengan legowo menerima kekalahan sejak jauh hari yang lalu. Energi tak kan terkuras pikiran tenang dan kembali membangun negeri dengan kapasitas diri sebagai mantan jenderal dan ketua HKTI membantu petani membangun negeri tercinta ini. Salam hormatku pak Prabowo, seandainya anda dulu mau mengikuti nasehat-nasehat kami para penulis Kompasiana seperti nasehat mas Ninoy Karundeng, pak Nararya, mas Elde, Pakde Sakimun, mbak Ellen Maringka, mbak Mike,  Pakde Kartono, Mas Gatot Swandito dan kompasianer Jokowi Lover yang telah menasehati anda untuk tidak terlalu berambisi maka anda tak akan rugi seperti sekarang ini. Salam Kompasiana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline