Saya geli membaca artikel yang dijadikan Featured Article oleh Kompasiana pagi ini. Bukan geli karena itu artikel humor. Tapi geli karena judulnya juga aneh. Bukan saja judulnya yang aneh namun isinya juga tak jauh-jauh dengan tuduhan yang menurut saya ingin berharap pak Jokowi jadi Presiden Superman atau tukang sulap yang bisa menyulap kondisi Indonesia sesuai dengan kemauan si penulis itu.
Lihat dan baca saja poin-poin yang dituntutkan kepada Presiden Jokowi pada artikel itu. Dia berharap Jokowi yang baru bekerja beberapa hari (jika mengacu dari artikel yang ditulisnya pada bulan November 2014 yang lalu). Sudah menuntut Jokowi untuk menyelesaikan permasalahan bangsa yang bahkan di jaman SBY yang menjadi Presiden selama 120 bulan (10 tahun) malahan tak ada yang tuntas.
Ini bukan masalah membandingkan kerja pemerintahan sebelumnya. Tapi Jokowi bukan seperti Obama menjadi presiden Amerika yang negaranya memang sudah maju. Obama tidak lagi memikirkan rakyatnya bisa makan atau tidak seperti pak Jokowi. Pak Jokowi banyak yang harus diselesaikan karena menjadi Presiden di negara yang penuh carut marut dan benang kusut peninggalan rezim terdahulu.
Berikut ini poin-poin yang dituntut si penulis "aneh" tak terverifikasi yang menuntut pak Jokowi jadi manusia super (baca superman) :
- Jokowi tidak menuntaskan kasus penculikan aktifis 98;
- Jokowi tidak menyelesaikan kasus Munir;
- Jokowi tidak menuntaskan kasus Lapindo;
- Jokowi tidak menyelesaikan kasus Century;
- Jokowi tidak mampu memenjarakan para pengemplang pajak;
- Jokowi tidak dapat memberantas mafia di sektor migas dan sumber daya alam;
- Jokowi menambah hutang dengan luar negeri;
- Jokowi meningkatkan politik impor.
Akan kita bahas satu-satu tuntutan beliau yang semuanya juga tidak dikerjakan oleh Presiden terdahulu mulai Habibi,Gusdur,Megawati, bahkan SBY yang menjabat selama 120 bulan.
1. Jokowi tidak menuntaskan kasus penculikan aktifis 98
Benarkah Jokowi tidak meuntaskan kasus penculikan aktifis 98 ? Dalam masa 3 bulan ini tentulah Pak Jokowi mendahulukan hal yang sangat urgent. Sejak jaman SBy kasus ini juga tidak kunjung selesai dan sekarang tertimpalah di pundak Jokowi untuk menyelesaikannya. Jika semua kasus ham harus dituntut untuk diselesaikan maka kemungkinan kasus dari jaman Belanda juga harus diselesaikan oleh Pak jokowi.
Sudah ada upaya rekonsiliasi yang telah diupayakan. Tapi karena memang ada saja kelompok yang tidak puas maka masalah ini terus saja diungkit. padahal para aktifis 98 yang terlibat kasus itu sudah banyak yang duduk di posisi penting di Partai bahkan di DPR seperti Pius Lustri Lanang, Budiman Sujatmika dan kawan-kawannya.
2. Jokowi tidak menyelesaikan kasus Munir
Kasus Munir juga peninggalan rezim terdahulu yang tak kunjung diselesaikan sampai jaman Jokowi yang dituntut untuk menyelesaikan. Kalau dalam persidangan memang kasus ini sudah selesai dengan ditangkapnya Policarpus yang sekarang sudah selesai menjalani masa tahanannya. namun ya itu tadi ada yang tidak puas dan menuduh ada rekayasa. Jika SBY saja yang anggota TNI tak sanggup (baca tak mau) mengungkap rekayasa itu. Kini harapan besar tercurah pada Jokowi untuk mengungkap kasus yang oleh rezim terdahulu sudah dianggap selesai sebenarnya.