Lihat ke Halaman Asli

Gunawan

TERVERIFIKASI

Dosen

Si Kerempeng Bikin Ausi dan Brasil "Cengeng" dan "Cemen"

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla / Kompas.com

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla / Kompas.com"][/caption] Siapa si krempeng yang bikin Ausi (Australia) dan Brasil cengeng dan cemen?  Siapa lagi kalau bukan Presiden Jokowi yang tetap kuekueh melaksanakan eksekusi mati kepada terpidana kasus narkoba warga negara Australia dan Brasil dalam waktu dekat ini. Julukan krempeng kepada Pak Jokowi pertama kali keluar dari mulut Megawati yang notabene adalah ketum PDI-Perjuangan yang mengusung Pak Jokowi menjadi capres dari PDIP. Beliau mengatakan Pak Jokowi krempeng saat kampanye akbar di Lapangan Gor Pancasila, Surabaya, Jawa Timur, Senin (17/3/2014). Di hadapan ribuan massa PDIP, Megawati meminta seluruh yang hadir untuk memilih Calon Presiden Joko Widodo."Ini sudah saya berikan si kerempeng ini, biar kerempeng, dia ini banteng saudara-saudara, maka kalian harus mengantarnya sebagai presiden," kata Bu Mega dengan suara lantang. (baca di sini). Kata krempeng dalam bahasa Jawa yang artinya 'kurus' ini sudah menjadi "trandmark" Pak Jokowi. Bahkan konon karena Pak Jokowi bertubuh krempeng ini menjadi bahan ejekan bagi mereka-mereka yang terus melancarkan kampanye hitam saat pilpres kemarin dan sampai sekarang mereka katanya malu punya presiden kok krempeng begitu. Mereka lebih mendambakan presiden yang bertubuh tegap dan besar seperti Pak SBY yang sangat ideal secara fisik sebagai presiden. Tapi untuk urusan nyali sepertinya si krempeng ini lebih berani ketimbang yang berbadan tegap. Ini terbukti Pak Jokowi bergeming dengan ancaman dari PM Australia Tony Abbot yang akan memboikot Indonesia terkait eksekusi mati kepada warga Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang menjadi terpidana kasus narkoba itu. Bahkan rengekan dan kecengengan Ausi yang ditunjukkan Tony Abbot dengan cara mengungkit-ungkit sumbangan Australia kepada warga Aceh saat tsunami tahun 2004 yang lalu. Bagi warga Aceh ini sangat menyinggung perasaan mereka karena membuka luka lama warga Aceh. Hal inilah yang mendorong timbulnya aksi penggalangan koin untuk Australia yang dinilai sangat memalukan bagi warga Australia sendiri. Akhirnya tindakan Tony Abbot itu menuai kritikan dari warganya sendiri dan menjadikan nama PM Australia itu merosot kepopulerannya di dunia internasional, bahkan di negaranya sendiri. Bahkan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan, pernyataan PM Tony Abbott soal bantuan tsunami yang diberikan kepada Indonesia justru dianggap tidak membantu (pembatalan hukuman mati) kedua terpidana "Bali Nine". Lain Ausi lain pula Brasil yang bertindak tidak etis alias cemen dengan mengusir duta besar Indonesia Toto Riyanto dari Istana kepresidenan Brasil. Hal ini merupakan suatu penghinaan bagi bangsa Indonesia. Demi membela warganya bernama Marco Archer yang jadi pengedar narkoba, Brasil malah melakukan tindakan penghinaan yang dinilai cacat moral dalam pergaulan internasional. Sampai-sampai Pak Jokowi yang kerempeng ini ditelepon oleh 3 kepala negara di dunia terkait eksekusi mati ini. "Iya. Masalah hukuman mati ada telepon dari Presiden Brasil. Presiden Perancis kemarin juga (menelepon), kemudian dari Belanda juga," kata Jokowi, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (24/2/2015). "Masalah Brasil kenapa saya tarik (dubes) karena ini adalah masalah kehormatan negara, kehormatan bangsa. Kenapa saya tarik? Karena buat saya itu masalah besar," kata Jokowi. Jokowi mengaku dirinya tidak dapat menerima ketika proses hukum yang berlaku di Indonesia diintervensi oleh negara lain. Bagi Jokowi, hukum positif di Indonesia harus dihargai oleh semua pihak.(Baca di sini). Jadi jangan suka meremehkan seorang presiden yang kerempeng ini. Walau kerempeng beliau bernyali banteng kedaton yang tak bisa ditebak jalan pikirannya oleh siapa pun. Walau banyak yang mencibir beliau dengan sebutan yang aneh-aneh bahkan sangat tidak etis seorang warga negara sendiri menghina presidennya. Tapi itulah Pak Jokowi yang bikin kawan maupun lawan kagum bahkan bisa bertingkah cengeng dan cemen seperti yang telah dilakukan PM Australia Tony Abbot dan presiden Brasil Dilma Rousseff itu. Artikel terkait: - Artikel 1. - Artikel 2. - Artikel 3.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline