Manusia Hanya Sebatas Hidup
Oleh : Gun Gun Nugraha
Ijin aku untuk berbicara pada diriku sendiri :
Hai, kamu yang ada dalam jasadku !!
Suatu hari aku datang pada kompleks pemakaman.
Seorang peziarah mendekati dan berkata kepadaku sembari menunjuk pada satu makam: Dulu almarhum, memiliki tanah ribuan hektar, ia sangat dihargai semasa hidupnya. Ia adalah juragan tanah di kampung ini.
Orang itu menunjuk lagi pada makam ke dua : yang ini makam almarhum pak Jendral, rumahnya di setiap daerah, mobilnya berbaris, kemanapun ia pergi selalu diikuti para pengawal, ia sangat dihormati semasa hidupnya.
Orang itu menunjuk lagi pada makam ke tiga :
Nah, yang ini makam seorang preman, disekujur tubuhnya dipenuhi tato, siapa saja yang menyinggung perasaannya, jangan harap bisa hidup. Ia sangat ditakuti semasa hidupnya.
Hai, yang ada dalam jasadku, yang hidupnya selalu ingin dihargai tapi tidak menghargai orang lain ! Manusia itu dihargai hanya selama ia hidup.
Hai, yang ada dalam jasadku, yang hidupnya selalu ingin dihormati tapi tidak menghormati orang lain ! Manusia itu akan dihormati hanya selama ia hidup.
Hai, yang ada dalam jasadku, yang hidupnya selalu menganggap dirinya lebih kuat dan memandang orang lain lemah !!! Manusia itu akan ditakuti hanya selama ia hidup.
Ketika kamu sudah mati, tak bernilai apa-apa.
Pangandaran, 22 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H