Sejak beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada 1 Januari 2014 silam hingga saat ini, BPJS Kesehatan terus berinovasi dalam memberikan pelayanan yang terbaik pada negeri kita tercinta.
Termasuk untuk mengabdikan dirinya demi mengemban amanah pemerintah pusat dalam upaya mencapai Universal Health Coverage (UHC) atau cakupan kesehatan menyeluruh bagi seluruh penduduk Indonesia pada 1 Januari 2019 mendatang.
Setiap tahun BPJS Kesehatan menargetkan jumlah penduduk yang menjadi peserta terus bertambah dari 156,7 juta jiwa (2015) ke 188,7 juta (2016), 223 juta (2017), 235,1 juta (2018), dan mencapai 257,5 juta atau seluruh penduduk pada 2019.
Tentu saja bukanlah perkara mudah bagi BPJS Kesehatan untuk mencapai target tersebut tanpa adanya rasa optimisme dan integritas yang kuat untuk memberikan pelayanan terbaiknya kepada negeri kita ini.
Mengatur strategi untuk mencapai target dalam optimalisasi pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas adalah kunci utama yang menyokong kerberhasilan BPJS Kesehatan dalam mengemban amanah tersebut.
Oleh karena itu, seleksi yang ketat untuk tenaga profesional BPJS Kesehatan terus dilakukan, agar mendapat hasil maksimal yang ingin dicapai. Karyawan BPJS Kesehatan setidaknya harus memiliki prinsip kerja profesional, berintegritas tinggi untuk mengabdi dan juga haruslah memiliki kualitas diri yang baik untuk beradaptasi dan berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia yang multi-kultural.
Tantangan terbesar BPJS Kesehatan untuk mencapai target Universal Health Coverage (UHC) pada tahun 2019 dapat dilihat dari betapa luasnya jangkauan wilayah yang harus dilakukan. Hal ini mengingat bahwa Indonesia merupakan Negara Kepulauan dengan luas wilayah yang terdiri dari ribuan pulau dan beragam etnis, budaya serta bahasa yang terdapat di dalamnya.
Dalam jangkauan wilayah yang begitu luas tersebut, Indonesia juga memiliki daerah yang kita kenal dengan istilah yaitu daerah 3T. Daerah 3T merupakan daerah tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia. Sebagian besar daerah 3T menjadi gerbang tapal batas Indonesia. Letak daerah yang berada jauh dari ibu kota provinsi menjadikan pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat dikarenakan pembangunan invrastruktur yang belum merata.
Daerah 3T merupakan salah satu daerah yang kini menjadi perhatian pemerintah pusat maupun daerah guna melakukan akselerasi pembangunan infrastruktur nasional. Namun menjangkau daerah-daerah tersebut bukanlah perihal yang mudah bagi banyak pihak.
Meskipun demikian, BPJS Kesehatan tetap menjangkau wilayah tersebut dengan tenaga-tenaga profesional yang berkualitas untuk mengoptimalkan pelayanan hingga ke pelosok negeri.
Ada cerita menarik tentang menembus daerah 3T, untuk mengabdi bersama BPJS Kesehatan yang dilakukan salah seorang sahabat saya. Begitu banyak lika-liku pengalaman dalam perjalanannya memberikan pelayanan terbaik bersama BPJS Kesehatan pada salah satu daerah 3T di Provinsi kalimantan Timur. Karena begitu menariknya perjalanan kisahnya membuat saya tertarik untuk menuangkannya dalam artikel ini.