Lihat ke Halaman Asli

Gumawang Jati

Suka sepi

Aku rindu Angin (3) dan selendang

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam pekat, dingin menghujam tulang belulang gerimis rintik beku menerpa rambut yang memutih lorong berbatuan itu membisu bisu sudah Stratford Town gossip bertaburan di pojok pub itu *** Wind is not a thing to understand Wind is not a thing to feel Wind is a thing only to become And eternally be *** Tanpa kata ku remas erat jemarimu menapakin batuan bisu menghabiskan 32 jam lagi bersama Bed and Breakfast ini segera jadi kenangan mari bersama angin berselimutkan selendang kita terbangkan angan *** [caption id="attachment_241677" align="alignleft" width="217" caption="private_collection"][/caption] Belahan dunia menanti sunyi, sejuk, tak terjamah lereng itu leleh oleh kesunyian hanya tawa kecil mungil menyungging kau masih belum rela menpakinya kau masih malu malu ragu menemaniku menyusur angan yang tak tentu seperti selendang terbang terterpa angin Aku selalu merindukan angin tuk terbangkan jiwa *** Squirrels and birds sense my soul And call an important conference in a tall tree They decide which secret code to chant To help my mind and soul fly *** Come and fly with me High to the dreamland we own listen to the chanting winds whispering the magic words ***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline