Lihat ke Halaman Asli

Goel A Pahit

Lauik sati rantau batuah

Senja di Sebelah Pabrik Tua

Diperbarui: 2 September 2020   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bising suara-suara pabrik, suara-suara bocah menangis memanggil bapaknya. Seorang perempuan muda marah-marah pada anaknya, para bapak terus berjalan menuju pabrik untuk bekerja.

Asap hitam membubung ke udara, suara letupan api sudah biasa di telinganya, polusi menjadi sarapan pagi olehnya, tanggal tua adalah hal yang paling ditakutinya.

Senja di sebelah pabrik tua, bekerja dan mengabdi demi secuil nafkah. Mata yang sayu, tulang yang lemah dan tenaga terforsir karena tuntutan rasa, pabrik tua menjadi tempat menyambung asa.

Senjanya hari, senjanya usia, hingga telinga mulai tuli karena hempasan baja dan baja. Waktunya habis di antara debu-debu pabrik tua, namun tidak ada kata lelah, demi asa yang selama ini hanya asa.

Sei. Likian, 01 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline