Web : https://guitanesia.com/
FB: https://www.facebook.com/guitanesia/?ref=br_rs
Instagram : @Guitanesia
*) Scroll down for the article in English
Pulau Sumba berbatasan dengan Sumbawa di sebelah barat laut, Flores di timur laut, Timor di timur, dan Australia di selatan. Sejak 1866 pulau ini dikuasai oleh Belanda dan lalu menjadi bagian dari Indonesia. Dari percampuran kultur luar pulau dan dalam pulau Sumba, terdapat kultur musik yang berbeda di pulau ini.
Sekilas instrumen ini terlihat seperti gitar bersenar kawat dengan ukuran dan bentuk yang tidak biasa. Jungga adalah instrumen dari pulau Sumba di provinsi Nusa Tenggara Timur.
Petikan senar jungga yang diiringi oleh nyanyian dalam bahasa Kambera terdengar sangat memikat dan juga pada saat yang sama asing untuk telinga yang belum terbiasa. Nyanyian-nyanyian ini bercerita tentang hidup di Sumba, nasihat tentang cinta, dan tema lainnya yang berkutat tentang kehidupan.
Jungga ada yang bersenar dua dan empat. Instrumen ini dimainkan dengan cara dipetik seperti gitar. Ada juga yang menamakan instrumen ini "gitar kampung", lain dengan gitar standar bersenar 6 yang biasa dimainkan untuk mengiringi lagu pop dan relijius.
Jungga bersenar dua diperkirakan berusia lebih tua dari jungga bersenar empat dan tidak berasal dari instrumen gitar. Jungga bersenar dua berbentuk seperti lute menyerupai kapal yang berasal dari Sulawesi Selatan. Mirip seperti kecapi atau sape, jungga bersenar dua memiliki fret yang tinggi. Instrumen ini memiliki satu senar yang bertujuan memainkan pedal tone (not bawah yang panjang dan ditahan sebagai iringan) dan satu senar atas yang memainkan melodi.
Instrumen bersenar dua ini banyak digunakan di acara penting, seperti pernikahan dan pesta, untuk mengiringi narasi, lagu bertema kesedihan, nostalgia, cinta, nasihat, dan candaan. Jungga bersenar empat juga dimainkan untuk acara pernikahan dan pesta, tapi seperti yang ditulis dalam rekaman Folkways : Music of Indonesia tidak dimainkan untuk kalangan bangsawan.