Lihat ke Halaman Asli

Kraeng Guido

Petani Cengkeh

Bayi Komodo Dicuri, BTNK Kok Bisa Lengah?

Diperbarui: 5 April 2019   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bayi komodo yang diseludupkan

Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) lemah dalam mengawasi kawasan TNK sehingga berbagai kasus terjadi di daerah itu.

Kasus pencurian bayi Komodo adalah salah satu kasus yang membuktikan bahwa BTNK lemah dalam pengawasan di kawasan TNK.
Bayi komodo ini diduga kuat didistribusikan melalui transportasi darat dan penyeberangan laut. Komodo dimasukkan dalam tabung saat pengiriman dari NTT ke penampung besar di Surabaya.
Bersyukur saja Jaringan pelaku penyelundupan ini berhasil diringkus oleh Pihak Polda Jawa Timur, karena kedapatan menyelundupkan 41 ekor komodo, pada tanggal 30 maret kemarin di surabaya.
Perdagangan komodo ini lingkupnya internasional, satu ekor komodo bisa dijual dengan harga Rp 500 juta. Tinggal dikalikan saja dengan jumlah komodo yang diseludupi bisa 40 miliyar lebih. Sebuah angka yang fantastis dalam dunia bisnis. Komodo-komodo tersebut, diambil dari Pulau Komodo-Manggarai Barat, dan sudah melalui beberapa tangan dalam penjualannya dengan harga yang berbeda pula.

Tangan pertama, komodo dijual dengan harga Rp 6 juta-Rp 8 juta dan tangan kedua menjualnya dengan harga Rp 15 juta-Rp 20 juta. Begitu seterusnya hingga fluktuasi harga juga berubah pada tangan yang kesekian. Sampai pada titik ini bisa dibayangkan betapa besar jaringan mafia penyeludupan ini.
Jaringan ini tidak hanya menjual komodo, terbukti menjual beberapa satwa liar, seperti binturung, kakatua jambul kuning, kakatua maluku, burung nuri bayan, burung perkicing, trenggiling, dan berang-berang. Menurut saya petugas BTNK harus bertanggung jawab karena otoritas pengelolaan TNK sepenuhnya berada dibawah mereka.
Para pelaku penyeludupan ini harus diberi hukuman berat. Apalagi mereka ini kelompok pencuri. Mereka lebih berat hukumannya sesuai undang-undang konservasi binatang langka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline