Hemat saya, bertani itu soal prinsip merawat keseimbangan antara aktivitas memberi dan menerima.
Sebuah prosedur kerja patungan yang idealnya berlangsung adil antara manusia dengan aset-aset yang tersedia di alam, yang kepadanya manusia bergantung. Begitu ada komponen yang dicederai, kerja patungan yang dimaksud itu limbung, kehilangan keseimbangan.
Perkebunan, pada prinsipnya, tak berbeda jauh dengan hutan alam, setidaknya dari sisi persyaratan minimal yang dibutuhkan manusia sebagai daya dukung terhadap ekosistem. Yang membedakan, terutama, adalah ketika pada perkebunan ditambahkan kata "industri".
Industri perkebunan dibangun berlandaskan konsepsi ekonomi manusia, dalam konteks pertanian, untuk tujuan peningkatan kesejahteraan. Teorinya begitu. Di wilayah praktik, yang jamak terjadi adalah, kita merangsek terlalu jauh, banyak membekaskan cacat pada bangunan yang awalnya kita niatkan mulia tadi dengan tindak eksplotatif berlebihan.
Kita mengambil melampaui satuan ambang batas dan tak sebanding dengan jumlah wajib yang sepatutnya kita kembalikan atau beri.
Yang umum terjadi, gairah memanen (mengambil) selalu lebih menggebu-gebu dibandingkan dengan kesediaan menunaikan kewajiban mengembalikan sejumlah massa yang hilang tadi. Hal ini mudah dimaklumi, sebab bukankah secara naluriah kita memang lebih nyaman mengambil ketimbang memberi (mengembalikan)?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H