Di liuk perbukitan Wangkung, Desa Pacar, Manggarai Barat, rona alamnya masih asri nun sejuk lantaran tanaman di sekitar mampu menghadirkan udara yang segar.
Aneka tanaman dibudidayakan oleh para petani. Ada cengkeh, kopi, durian dan baru-baru ini porang.
Tak dinyana, beberapa tanaman yang saya sebutkan itu punya nilai tawar yang cukup menggairahkan di tengah petani.
Pada uraian kali ini, saya khususkan membahas tanaman porang, karena lagi menyala-nyala di hati petani.
Lebih lanjut, berkenaan dengan musim penghujan seperti saat ini, tanaman porang sedemikian digalakkan tanamnya oleh para petani. Ada yang ditanam dengan cara tumpang sari, monokultur, dlsb.
Alih-alih menahan rasa gatal atau mengipas bau busuk bunga porang yang seolah-olah menampar batang hidung. Ya, demi cuan, cuan bosku!😉
Saya pun begitu. Kendati baru mau coba-coba tanam, namun asyik juga ternyata jika ditekuni.😁
Pengenalan tanaman porang
Pengenalan tanaman porang pada petani di Wangkung baru pada 2018. Dan memang waktu itu bikin heboh, ihwal banyak pedagang dari luar yang datang membeli dengan harga mahal.
Bayangkan saja, umbi porang perkilo dihargai 55 ribu rupiah. Sementara biji katak 350 ribu rupiah.
Bak kesetrum belut listrik, banyak petani yang kelonjatan sembari sesibuk semut menyusuri hutan, mencari keberadaan tanaman itu.