Lihat ke Halaman Asli

Guıɖo Arısso

TERVERIFIKASI

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Pemicu Kemiskinan Dibenci

Diperbarui: 20 Oktober 2021   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Rakyat miskin Madagaskar yang dilanda krisis kelaparan karena perubahan iklim. [SS/YOUTUBE/AL JAZEERA ENGLISH]

Kemiskinan itu persoalan pelik, sehingga siapapun tidak akan tertarik membicarakannya. Makanya, kebanyakan orang di luar sana cendrung getol mengomentari polemik seputar selangkangan ketimbang mendiskusikan ketimpangan. Ini fakta.

Namun, lebih daripada itu, pengentasan kemiskinan seyogianya menjadi tugas kita semua tanpa terkecuali. Sehingga, bolehlah kita berasumsi bahwa problem kemiskinan bukanlah artefak di masa lampau, melainkan masih kontekstual, relevan dibicarakan, dan membumi hingga saat ini.

Membenci Kemiskinan

Menurut sejarah, kemiskinan muncul sebagai masalah sosial seiring dengan berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia, dan ketika ditetapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat (mengutip Sosiologi Suatu Pengantar, hal 322).

Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial apabila kedudukan ekonomis para warga masyarakat ditentukan secara tegas. Semisal, adanya golongan kaya dan miskin.

Pada masyarakat tani yang tinggal di pedesaan, mungkin kemiskinan bukan merupakan masalah sosial karena mereka menganggap semuanya sudah ditakdirkan sehingga tidak ada usaha-usaha untuk mengatasinya.

Situasi di mana mereka tidak akan terlalu memperhatikan keadaan tersebut, kecuali apabila mereka betul-betul menderita karenanya.

Adapun picu yang menyebabkan mereka membenci kemiskinan adalah karena timbul sebuah kesadaran bahwa, mereka telah gagal untuk memperoleh lebih dari apa yang telah dimilikinya berikut perasaan "sengaja dimiskinkan" dan seabrek ketidakadilan lainnya.

Dalam konteks ketidakadilan itu misalnya, petani dipengaruhi oleh ekonomi pasar (kapitalisme) dan menjadi subordinasi, tanahnya diserobot oleh korporasi, menjadi objek politik dari pemerintah, pihak luar, dlsb.

Situasi berbeda terjadi di tengah masyarakat moderen yang rumit dengan pelbagai praksis kehidupan yang kompleks. Kemiskinan, menurut mereka, menjadi masalah sosial karena adanya sikap dan/atau kesadaran umum yang membenci kemiskinan tadi.

Seseorang bukan merasa miskin karena kurang makan, pakaian atau tidak memiliki tempat tinggal, tetapi karena harta miliknya dirasa tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada di kota.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline