Lihat ke Halaman Asli

Guıɖo Arısso

TERVERIFIKASI

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Masihkah Budaya Manggarai Relevan dengan Masa Kini?

Diperbarui: 14 Juli 2020   02:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Swafoto di Wae Rebo (Dok. Guitzariso)

Tulisan ini dibuat sebagai bahan reflektif kepada Reba (muda) dan Molas (mudi) Manggarai masa kini dalam menilai dan menjalani, serta menjaga warisan budaya yang diturunkan oleh nenek moyang dan/ atau para tetua dalam komunitas masyarakat adat Manggarai.

Perilaku masyarakat Manggarai pada galibnya di atur dalam hukum adak (adat), hal ini demi menjamin kesejahteraan dan perdamaian antar keluarga dan komunitas.

Adapun pasal-pasal dalam hukum adat itu tersampaikan melalui bimbingan, teguran halus, nilai-nilai hidup, dan nasihat arif para tetua dalam masyarakat yang diejawantahkan pula dalam tombo turuk atau tombo nunduk (cerita-cerita rakyat), go'et (seloka) atau lagu-lagu yang bernuansa mendidik.

Lalu, bagaimana usaha muda-mudi Manggarai dewasa ini menjaga dan melestarikan budaya tersebut? Masihkan itu relevan dengan kehidupan di masa sekarang, ataukah ada sudut pandang yang berbeda untuk memahami warisan budaya pada masa kini?

Jawaban atas pertanyaan ini akan menjadi penting jika sejenak direnungkan, akan seperti apa wajah kebudayaan kita dimasa yang akan datang.

Karena biar bagaimanapun, hemat saya, kebudayaan masyarakat Manggarai bukan saja fosil masa lampau, tetapi juga menjadi artefak yang kontekstual, dinamis serta membumi.

Harus diakui pula bahwa, hubungan kaum muda-mudi Manggarai dengan seni budaya dan/atau kearifan lokal tidaklah selalu selaras. Keterlibatan mereka dalam dunia kebudayaan tersendat oleh banyak masalah dan tantangan.

Terkhusus untuk muda-mudi Manggarai Raya (Barat, Tengah dan Timur), tantangan yang sering dihadapi sekarang ini terkait dengan daya tahan terhadap desakan pola hidup baru. Sebut saja misalnya arus globalisasi.  

Dalam lingkaran globalisasi dan kemajuan zaman sekarang ini, turut serta memboyong teknologi dan varian pilihan kesenian yang lebih afdol dikalangan milenilas.

Tak dipungkiri kaum muda adalah pelaku seni-budaya. Tapi sedini komitmen mereka bagi kelestarian budaya daerah mulai kehilangan taringnya. Kita bisa lihat saja bagaimana muda-mudi sekarang lebih adaptif dengan budaya luar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline