Lihat ke Halaman Asli

Guıɖo Arısso

TERVERIFIKASI

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Candela Petani Cengkeh di Desa Pacar, Manggarai Barat

Diperbarui: 22 April 2020   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

"Cengkeh..Cengkeh..pulang petik cengkeh!" begitu teriakan anak-anak SD menyeruak bebas diatas truk yang lewat di sepanjang ruas jalan Desa Pacar tatkala masyarakat diberkahi panen bunga cengkeh.

Bila musim panen tiba, hembusan debu jalanan yang melayang ringan menjerat pandangan seolah tak dihiraukan lagi. Apa lagi berjalan dibawah teriknya matahari, sama sekali tidak diperdulikan. Lantaran, hasrat ekonomi kembali berdenyut dikalangan petani sudah mendahului jiwa yang berapi-api.

Terhitung untuk setiap kepala keluarga yang tergolong sebagai petani--cengkeh-besar ditempat saya, sehari mereka bisa menghasilkan 7 sampai 8 karung cengkeh basah. Sementara untuk petani-cengkeh-kecil hanya menghasilkan 2 sampai 3 karung cengkeh basah per harinya.

Direksa wilayah Kabupaten Manggarai Barat, desa saya sedemikian menjadi salah satu sentra penghasil tanaman cengkeh. Selain terdapat beberapa desa lainnya yang tersebar dibeberapa kecamatan.

Desa saya bernama Pacar dan terletak di Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat,Flores. Sejumlah perkebunan cengkeh yang ada disini umumnya perkebunan cengkeh milik rakyat. Luas perkebunan cengkeh di Kecamatan Pacar sendiri kira-kira 150 hektar (Ha).

Berangkat dari hal itu, kehidupan warga Pacar sangat bergantung pada perkebunan dan atau hasil cengkeh ini. Harga jual bunga cengkeh yang lumayan tinggi terbukti membuat kehidupan masyarakat disini lebih baik.

Fakta lain juga menyuguhkan bahwa, sejumlah warga disini yang nota bene berprofesi sebagai petani cengkeh, kini sudah mulai tinggal diirumah tembok. Alas lantai juga sudah dipasang keramik maupun tembok semen biasa.

Untuk sekaliber orang desa, kriteria- kriteria tersebut sudah bisa diklasifikasikan sebagai rumah tangga sukses.

Kebanyakan perkebunan cengkeh milik rakyat yang berada ditempat saya berada dilereng-lereng perbukitan. Untuk menyambang ke kebun pun kita harus berjalan kaki berkelok-kelok dan naik-turun perbukitan. Ya, cukup melelahkan. Tapi tidak menyurutkan semangat pekebun cengkeh.

Jarak antara desa dan kebun masyarakat pun cukup jauh, juga membutuhkan waktu berjam-jam untuk sampai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline