Lihat ke Halaman Asli

Guıɖo Arısso

TERVERIFIKASI

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Bertani adalah Jalan Ninjaku Melupakan Mantan

Diperbarui: 13 Februari 2020   03:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi istockphoto.com

"Membicarakan Mantan Pacar, sedianya mengais kembali cerita yang pernah tercecer dalam suatu periode"

Sebelum kita menguliti sang mantan habisan-habisan di sini, izinkan saya menggunakan terminologi mantan pacar ini tanpa mereduksi kualitas moralnya. Sebagaimana saya juga dikonkritasikan sedemikian olehnya. Hukum timbal balik, bray!

Lebih lanjut, saya sendiri adalah tipe manusia yang daya ingatanya rendah. Sehingga bila diperintah untuk mengingat sesuatu, kecil kemungkinan untuk diejawantahkan. Secara empirik otak saya memang kadang soak.

Tapi menjelang momen valentine yang sakral ini, saya coba meneropong kembali sampai ke dasar batok kepala, siapa tahu puing-puing kisah asmara itu masih menempel seperti artefak dan belum beranjak.

Dan ternayata, memang masih ata satu dua hal. Secara historis, puing-puing asmara itu punya nilai sejarah dan sifatnya urgent. Yeah, kosekuensi logis cinta pada pandangan pertama memang demikian. Ehem

Tapi bila dipaksakan untuk mengingat kembali rentetan kenangan itu, terkadang saya merasa leher saya terjerat kawat jemuran. Sakitnya satu digit di atas keselek tulang ikan. Nggak enak banget!

Ihwal kesesakan ini tentu berkesadaran pada cerita perpisahan. Boleh dibilang kepergiannya meninggalkan bara di dada. Tapi sejauh ini saya tidak punya dendam kesumat sampai ke ulu hati dengannya. Toh itu pilihannya, kehendaknya. Woles gan!

Menyibak Wajah Liyan Sang Mantan

Dua tahun satu bulan kami pernah membangun hubungan. Siklus relativisme percintaan kami diawali dengan kenalan, PDKT-an hingga pacaran.

Namanya Loreta. Perempuan Manggarai yang cantik, tinggi, dan berambut air. Banyak punggawa yang menaksirnya, termasuk saya. Loreta memang sulit ditaklukan.

Hingga kini setelah berpisah pun saya tidak tahu kenapa dulu dia tertarik denganku, mau menerima salamku. Sekali saja aku pernah bertanya; Kenapa? Namun jawabannya mengawang-awang. Tak bisa ditarik sebuah konklusi. Dia benar-benar misterius adanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline