Lihat ke Halaman Asli

Guıɖo Arısso

TERVERIFIKASI

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Menikahi Perempuan Manggarai, Modal Cinta Saja Tidak Cukup, Bung!

Diperbarui: 20 Januari 2020   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi perempuan Manggarai (Sumber: steemit.com)

Dua bulan yang lalu tepatnya, seorang teman namanya Viko (bukan nama sebenarnya) menceritakan perjalanan cintanya selama 4 tahun yang hampir saja kandas kepelaminan karena biaya pernikahan. 

Keluarga Anak Rona (pihak wanita) meminta uang Belis (mahar nikah) sebanyak 400 juta. Sementara teman saya ini hanya mampu 130 juta.

Dia sempat stres dan depresi akut. "Pusing bro!" begitu pekiknya. Setelah melalui lobby yang alot dengan pihak kelurga perempuan, akhirnya diputuskan mentok di angka 250 juta. Itu berarti si Viko masih mencari 120 juta lagi untuk bisa menebus permintaan pihak wanita. Sangar memang!

Untuk menjawab ihwal belis ini, keluarga Viko menggelarkan sebuah acara Kumpul Kope (patungan keluarga besar pria). Plus sisanya harus ngutang ke bank. Perjuangan yang dilakukannya ini pun tidak sia-sia. Sehingga 9 Januari kemarin dia akhirnya bisa paca (akad nikah).

Fenomena uang belis yang tidak main-main besarannya ini seyogyanya acapkali menghantui pemuda di Manggarai Raya. Tak terkecuali saya tentunya. Sehingga berangkat dari situ, pihak Anak Wina/Woe (keluarga laki-laki) harus bekerja keras mengumpulkan sejumlah uang untuk diserahkan kepada pihak perempuan.

Belis Perkawinan
Belis dan atau mahar kawin ditandai dengan pemberian sejumlah uang dan atau hewan dari pihak keluarga laki-laki yang diberikan kepada orangtua mempelai wanita. 

Makna pemberian belis ini diejawantahkan sebagai bentuk rasa terima kasih dari pihak laki-laki karena telah mendidik putrinya dengan baik dan telan mendapat izin untuk menikahi anaknya.

Perempuan-perempuan Manggarai |sasambate.blogspot.com

Biasanya di tempat saya tinggal, Manggarai, seiring lintas zaman dan bergulirnya waktu, pernikahan dengan uang belis dengan jumlah 20 hingga 50 juta dianggap kurang "srek dan garang" dan dirasa kurang bergensi. Apalagi wanita yang ingin kita nikahkan itu sekaliber dokter dan pilot. Wadaw kita bisa kering dihisapnya!

Keluarga pihak perempuan dalam adat Manggarai biasanya semena-mena (meski tidak semua) dalam menentukan besaran paca. Jika berbicara tentang angka-angka, sejauh ini saya sendiri masih belum mendengar angka paca menembus angka M.

Bagi pihak laki-laki yang statusnya sudah menjadi ayah dan telah menikah, mereka cenderung memaknai perkawinan sebagai suatu penderitaan dan tidak membahagiakaan. Lagi-lagi di sini saya tidak ingin mengeneralisir. Tapi apa yang saya bicarakan ini adalah fakta adanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline