Lihat ke Halaman Asli

Guıɖo Arısso

TERVERIFIKASI

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Grab Kok Ditolak Beroperasi di Labuan Bajo, Ada Apa Sih?

Diperbarui: 21 November 2019   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Di Indonesia keberadaan Grab cukup diterima dengan tangan terbuka oleh masyarakat. Sebagaimana Grab berekspedisi ke Indonesia sejak tahun 2014 yang lalu dengan menyediakan taksi online. Setelah itu, layanan Grab memperlebarkan sayapnya dan berkembang menjadi penghantar manusia, makanan dan barang lainnya menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Sedini Indonesia menjadi mesin pertumbuhan terbesar ke-2 Grab setelah Singapura. Tinggi potensi market Indonesia dan baiknya penerimaan masyarakat membuat Grab akan membangun kantor pusatnya di Indonesia.

Grab sendiri sudah beroperasi hampir satu periode alias lima tahun di Negara kita. Layanan berbasis transportasi ini sudah hampir menjalar dan menggurita di beberapa kota-kota besar di Indonesia, seperti di Pulau Jawa, Bali dan Makasar. Tapi terkhusus di Indonesia Timur, sejauh pantauan saya belum dimasuki layanan transportasi berbasis online layaknya Grab, dan masih mengandalkan tranpostasi konvensional.

Tepatnya sebulan yang lalu (23 Oktober 2019), perwakilan Grab melawat ke kota saya, ke Labuan bajo, Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur. Tujuan dari kunjungan pihak Grab ini ke Labuan Bajo ialah masih sebatas untuk mensurvei lokasi dan melakukan pemetaan reksa wilayah.

Tapi sesekini, rupanya kehadiran Grab ke Labuan Bajo kurang disambut dengan kepala dingin oleh sekelompok orang (masyarakat) yang menamai dirinya sebagai pengemudi lokal. Saya sengaja menyebutnya sekelompok orang karena lebih dari pada itu mayoritas masyarakat Labuan Bajo bersepakat untuk menerima Grap beroperasi disini.

Alasan Menolak Grab

Mereka yang menamai dirinya sebagai pegemudi lokal ini memang secara terang-terangan menolak kehadiran Grab di Labuan Bajo.

"Secara mendasar kami menolak. Kehadiran Grab tidak mendistribusikan keadilan bagi kami, khsususnya pelaku (Pengemudi) lokal" begitu kata mereka seperti dilansir dari Floresa.co, disini.

Penolakan mereka terhadap kehadiran Grab di Labuan Bajo memang tidak main-main. Geliat penolakan mereka dipertebal dengan melakukan semacam demonstrasi dan atau orasi kecil-kecilan dihalaman Kantor Bupati, hingga bertemu langung dan berdiskusi dengan Bupati Gusti Dula di ruang kerjanya.

Hingga saat ini memang, pihak pemerintah Manggarai Barat sendiri sedang mempertimbangkan masuknya Grab di Labuan Bajo. Serta berusaha untuk mengedepankan aspek dialogis antara pihak-pihak yang bersitegang akibat berbeda kepentingan.

Tetapi memang, tidak semua masyarakat di Labuan Bajo menolak kehadiran Grab ini, termasuk saya sendiri. Jika menimang esensi dari pada Grab, seperti yang bisa dilihat bagaimana eksistensinya dibeberapa kota besar di Indonesia, sebenarnya Grab ini alat transportasi yang lebih 'santuy', lebih efesien dan tidak ribet serta tarifnya bisa terjangkaulah pokoknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline