Sudah lebih dari dua tahun aku jalanni pekerjaan sebagai TKI informal di Arab Saudi ini,sebagai sopir pribadi.Yang kebetulan memiliki majikan yang termasuk golongan konglomerat negara ini,sehingga saya pun harus bisa menyesuaikan pekerjaan saya dengan kehidupan keluarga majikan yang tentu saja terasa enak ga enak.
Disinilah saya merasakan rasa enak ga enaknya bekerja melayanni keluarga orang kaya dibanding dengan para majikan teman teman dilingkungan sekitar saya tinggal.
Perlu diketahui,keluarga majikan yang saya ikutti sekarang ini memiliki enam orang anak.Dari keenam anaknya sudah pada berkeluarga dan tinggal di luar negeri semua,sehingga yang ada dirumah tinggallah majikan laki laki dan perempuan beserta dua orang anaknya.
Yang lucunya,dikeluarga ini setiap hari tidak pernah mereka makan masakannya sediri,baik orang tua maupun anak anaknya dan para pembantunya.Makannan setiap hari dipesan dari mat'am(rumah makan/restauran) yang selalu berganti ganti sesuai selera makan mereka saat itu.Inilah tugas saya setiap hari untuk mengambil makanan mereka yang sudah dipesan sebelumnya.
Diantara mereka berempat sering kali menunya berbeda beda,sehingga saya harus menyambangi beberapa tempat untuk menggambil makan mereka.Padahal jarak antara restauran yang satu dengan yang lain kadang berjauhan,belum lagi terkena macet.
Tugas saya yang sampai sekarang sering bermasalah yaitu ketika mengambil untuk makan malam,ini biasa saya lakukan setelah sholat maghrib.Pulang dari masjid saya langsung menuju pintu belakang,disitu ada meja yang selalu ada catatan kemana saya harus mengambil jatah makan mereka.
Waktu makan malam inilah yang sering menjadi masalah buat saya.Seperti beberapa hari yang lalu,disitu tercatat tiga pemesanan makanan.Yang pertama ke Restauran Appliebe's (steik+udang)biasanya ini makanan kesukaan majikan laki laki (mungkin sisanya buat majikan perempuan he he he).yang kedua ke fast food McDonald satu buah Big Burger dan empat paket burger happy meals/burger kecil (yang kecil jelas buat pembantu dan supir,lumayan dech....).Dan yang parah pesanan ke tiga,padahal sama sama Burger tapi pesannya dilain tempat yaitu fast food Kudu.
Padahal waktu dari maghrib ke isya sangatlah pendek,maka saya langsung genjot gas mobil menuju ke McDonald dulu yang kebetulan jaraknya lebih dekat.Mobil saya arahkan ke Drive Thrue,disitu sudahmulai macet (mungkin habis sholat maghrib pada lapar ya?he he he).Memakan waktu sekitar lima belas menit pesanan sudah saya terima.Kemudian saya langsung tancap gas lagi menuju Aplliebe's yang jaraknya lumayan jauh dan rawan macet.tapi entah kenapa waktu itu jalanan lancar jadinya bisa agak cepat sampai ditujuan,dan pesananpun sudah jadi dan tak perlu menunggu.Kemudian tinggal menuju ke Kudu,dalam hati saya pasti bisa ke tempat pemesanan terakhir ini sebelum berkumandang Adzan Sholat Isya.
Tapi apa daya harapan tinggal harapan,mobil mau saya ajak ngebut tapi di wilayah jalan tersebut banyak kamera lalu lintas,yang kalau melebihi kecepatan dalam kota/70km/jam otomatis kamera langsung beraksi Cepreeeet maka akan kena denda 300 real.Saya amatti lampu lampu toko sudah mulai banyak yang dimatikan bertanda Adzan akan segera berkumandang.
Benar saja,masih kurang lebih dua kilometer menuju sasaran terakhir terdengarlah kumandang adzan isya dan otomatis sholat dikamar lagi.Sesampai saya di Kudu,tirai jendela sudah tertutup dan lampu ruangan sudah dimatikan.Dalam keadaan seperti ini,yang sering saya lakukan adalah tidur/ol dimobil (tapi sering tidurnya he he he) sambil menunggu restauran buka kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H