Lihat ke Halaman Asli

Majikan Hewan Para TKI

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terinspirasi komentar Om Delta di status Om Mukti ali tadi siang,banyak para TKI yang menghujat negara dimana dia mencari nafkah sekarang.Saya sendiri juga masih sering menjumpai para rekan rekan sesama TKI (Informal/Sopir) kalau lagi pada kumpul,apa lagi kalau bukan masalah Majikan yang jadi topic utama perbincangan.

Banyak diantara rekan rekan sesama TKI ini yang menyebut Majikannya dengan berbagai macam kata yang sangat tidak manusiawi atau sering menyamakan Majikannya dengan perilaku bermacam macam binatang/hewan,yang tentu saja hal ini diucapkan oleh mereka untuk meluapkan kekesalan dia terhadap majikannya.

Tapi yang bikin saya heran,banyak diantara mereka yang mengatakan majikannya dengan kata kata yang tidak sopan tersebut sudah bekerja disini lebih dari masa kontrak atau bahkan kembali lagi dengan memperpanang kontrak dimajikan tersebut.

Saya pikir sebenarnya sah sah saja orang bekerja ada saat saat jenuh dan marah,apalagi kita bekerja ikut orang lain.Tapi perkataan mereka yang mengatakan bahwa majikannya begini begini...seperti ini seperti ini...haruslah bisa terkontrol dalam berucap.

Ambil contoh ada teman yang mengatakan "Dasar majikan onta".Dalam hati saya berpikir,majikan yang dikatakan seperti onta mampu membayar seorang sopir,lantas sopirnya itu disebut apa kalau dia digaji oleh seorang onta?

Memang bekerja di negara orang lain lebih berat dibanding bekerja dinegeri sendiri yang sudah jelas berbeda adat istiadatnya,tapi toh sebelum kita kesini sudah ada persiapan dan harus bisa menyesuaikan dengan tradisi dimana kita tinggal sekarang.

Dan dengan kita bekerja secara ikhlas saya yakin beban akan terasa lebih ringan dibanding kalau kita mengerjakan sesuatu dengan terpaksa.Semoga apa yang saya tulis ini bisa menyadarkan teman teman sesama TKI yang sekarang sedang berjuang untuk keluarganya masing masing,sehingga dalam menjalanni pekerjaannya bisa dikerjakan secara ikhlas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline