Lihat ke Halaman Asli

Saya-lah Penulis Terhebat di Kompasiana

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Wah ada polemik di Kompasiana tentang penulis terhebat dan tulisan sampah. Terpaksa saya 'turun gunung' untuk bagi-bagi ilmu. Ready?
Mari kita bikin ciptakan rumus dalam menilai siapa penulis terhebat di Kompasiana dan tulisan sampah di Kompasiana. Kalau penilaian orang per orang, itu mah subjektif. Subjektivitas bukan rumus. Rumus adalah kesepakatan.
Dan selagi kesepakatan itu belum terpatahkan maka para penggunanya harus dan wajib menggunakan-nya dalam konteks-nya.
Siapa pun bisa menilai siapa pun sebagai yang terhebat. Fans Ronaldo menilai Ronald yang terhebat. Fans Messi menilai Messi yang terhebat. Lalu siapa yang terhebat di antara mereka? Jawab, belum ditemukan. Yang ada malah jadi polemik.
Saya tidak suka Muhammad Ali, saya suka Mike Tyson. Saya suka Manny Paquaio. Siapa petinju terhebat sepanjang masa? Muhammad Ali. Loh kenapa?
Karena Muhammad Ali menyatakan dirinya terhebat. I am the greatest, kata Ali. Nah dari sini kita dapat rumusnya. Sesuatu yang terhebat itu harus menyatakan dirinya terhebat. Harus menyatakan dirinya sendiri. Itulah rumusnya.
Siapa yang berani menyatakan dirinya penulis terhebat di Kompasiana. Saya, berani. Saya Guga, adalah penulis terhebat di Kompasiana. Penilaian orang lain ah.. subjektif itu.
Bagaimana dengan Jumlah hit-nya ah.. Subjektif itu. Maka sekali lagi saya nyatakan sayalah penulis terhebat di Kompasiana. Kenapa? Karena saya berani menyatakan diri sebagai penulis terhebat.
Bagaimana dengan tulisan sampah? Apakah tulisan bisa menyatakan dirinya sebagai sampah? Kotoran sapi saja di nilai manusia sebagai 'berkah' karena menghasilkan bio-gas. Maka tidak ditemukan tulisan sampah.
Siapa presiden terhebat di Indonesia? Belum ditemukan. Karena belum ada yang berani menyatakan dirinya terhebat.
jadi ke PD an dong bro? Dari pada di puji hebat, tapi malu-malu kucing, sambil menolak malu-malu. Atau kalau Anda merasa hebat silahkan patahkan rumus di atas? Sanggup?
Karena DIA juga menyatakan Diri-Nya sebagai Kebenaran. Maka, sesuatu itu harus menyatakan dirinya sendiri. Inilah rumusnya.
Dapatkah batu akik menyatakan dirinya yang ter-indah? Comprante!?
Gitu aja kok repot. Any question?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline