Lihat ke Halaman Asli

Konsep The Celestial Manajemen

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap perusahaan membutuhkan sebuah manajemenyang baik. Hal ini dilakukan agar pengembangan perusahaan tersebut bisa berjalan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Disadari atau tidak pada kenyataannya pola manajemen yang buruk bahkan menyalahi aturan masih saja bisa ditemui hingga saat ini.

Pola buruk tersebut terjadi biasanya ketika para manajamen puncak hanya mengejar keuntungan, bahkan ketika perusahaan merugi dibuat laporan keuangan yang seakan-akan perusahaan tersebut untung besar sehingga tetap menaikkan nilai saham mereka.Eksistensi model bisnis seperti ini mulai dipertanyakan. Nilai etik dalam bisnis ini mulai dipandang sebagai keniscayaan.

Berkaitan dengan hal itu, pakar perbankansyariah sekaligus Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO), A Riawan Amin mencoba memberikan sebuah konsep yang ia sebut dengan The Celestial Manajemen. Konsep ini dinilai oleh berbagai kalangan sangat menarik sekali, karena menggambarkan proses manajemen antara profit dan prinsip-prinsip ketuhanan.

Dalam acara Executive Workshop on Celestial Management di Universitas Muhammadiyah Surakarta Solo,Sabtu 3 Desember 2011, dihadapan 250 orang yang sebagian pakar dan nasabah bank syariah, Riawan mencoba memaparkan kosep Celestial Management yang terdiri dari 3 bagian besar yaitu Worship, Wealth dan Warfare.

Ia menjelaskan dalam worship terdapat konsep ZIKR (Zero Base, Iman, Konsisten dan Result Oriented) dimana perpaduan antara zero based, iman, dan sikap konsisten akan menghasilkan sebuah hasil yang optimal untuk kemajuan bersama. Sedangkan pada wealth terdapat PIKR (Power Sharing, Information, Knowledge Sharing, dan Rewards) yaitu sebuah pembagian kekuasaan dan pembagian informasi yang diperlukan menjadi sia-sia bila tidak terjadi saling berbagi pengetahuan dan keterampilan. Jika pembagian kekuasaan, informasi, dan pengetahuan berjalan baik maka imbalan (rewards) akan semakin menambah semangat untuk terus berlomba-lomba mendapatkan hal yang terbaik.

Terakhir pada warfare terdapat konsep MIKR (Militan, Intelek, Kompetitif dan Regeneratif) dimana dijelaskan bahwa orang yang pantang menyerah dan sangat “militan” menjadi modal yang sangat berguna untuk maju.

Di akhir pemaparan, ia mengharapakan para peserta memahami sebenarnya tujuan hidup mereka. Lebih dari itu dalam jangka pendek para peserta dapat turut serta dalam mengembangkan perbankan syariah. (ZE/PKES Interaktif)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline