Apa yang terlintas di pikiran kalian saat mendengar kestabilan ekonomi? Ketika harga barang tidak terus menerus naik? Ketika setiap orang mendapatkan pekerjaan? Atau ketika kita tidak harus mengimpor barang untuk mendapatkan barang yang kita inginkan? Semua itu benar sebab kestabilan ekonomi sendiri ialah keadaan di mana perekonomian tidak mengalami fluktuasi yang ekstrim sehingga perekonomian menjadi stabil, ditandai dengan tingkat inflasi yang rendah, pertumbuhan ekonomi yang terus berjalan, serta neraca perdagangan yang surplus (ketika impor lebih kecil daripada ekspor).
Dilihat dari kacamata makroekonomi, setiap negara pasti menginginkan keadaan perekonomian yang stabil yang dicapai dengan berbagai upaya, seperti kebijakan fiskal dan moneter, regulasi dan pengawasan, stabilitas sistem keuangan, serta kebijakan-kebijakan lain yang menjadi jalan terhadap perkembangan ekonomi. Namun dalam mencapai hal tersebut tentu bukanlah hal yang mudah, terdapat hambatan-hambatan yang memperlambat perkembangan ekonomi seperti inflasi, pengangguran, serta neraca perdagangan defisit.
Jika kita melihat keadaan Indonesia saat ini, apakah kondisi perekonomian di Indonesia sudah bisa dikatakan stabil? Sebagai pertimbangan, menurut Kemenkeu pada Januari 2024 tercatat harga gas menurun sebesar 38,8%, minyak mentah 10,3%, serta minyak sawit 12,3%. Dari penurunan barang-barang pokok yang cukup besar memungkinkan adanya peningkatan daya beli masyarakat. Hal ini cukup mendukung agar perekonomian menjadi lebih stabil.
Didukung dengan tingkat inflasi di Indonesia pada proyeksi 2023 sebesar 3,6% menurun menjadi 2,61% per Desember 2023, menunjukkan tingkat inflasi menjadi lebih terkendali.
Oleh karena itu, meskipun keadaan perekonomian di Indonesia saat ini belum sepenuhnya stabil, namun titik terang dalam mencapai kestabilan ekonomi semakin dekat. Diharapkan Indonesia Emas 2045 dapat segera terwujud.
