Lihat ke Halaman Asli

Guest X

Hidup Ini Adalah Kesempatan

Yesus Tak Merayakan Natal

Diperbarui: 23 Agustus 2021   06:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Jessica Lewis dari Pexels

Menurut catatan, tanggal 25 Desember dirayakan sebagai hari kelahiran Yesus Kristus pada tahun 336, yaitu pada masa Kaisar Konstantin. Beberapa tahun kemudian, Paus Julius I mengesahkan perayaan ini.

Kekristenan tak akan kekurangan makna kalau Natal tak dirayakan. Peristiwa Tuhan Pencipta Alam Semesta melawat umatNya melalui kelahiran Yesus adalah bagian pembukaan dari penggenapan rencana penebusan dosa manusia. Kelahiran Yesus adalah peristiwa penting. 

Natal penting untuk diingat, karena kisah Natal tercatat dengan baik di beberapa kitab Injil. Tapi, itu tak berarti harus dirayakan dalam suasana penuh semarak, apalagi dengan pernik-pernik yang tak ada kaitannya dengan esensi kelahiran Yesus itu.

Kisah kelahiran Yesus Kristus dimana "bala tentara sorga" bernyanyi di angkasa raya dan raja-raja dari Timur datang membawa persembahan memang menciptakan suasana "grande". Tetapi, tak ada satu ayat pun di dalam Kitab Suci yang menyebutkan bahwa "Natal" dirayakan pada saat Yesus ada di bumi dan juga pada zaman para rasul.

Jadi, mengapa Natal sekarang begitu penting meriah, bahkan membuat heboh bukan saja umat Kristen (yang secara historis punya kaitan dengan Natal), tetapi juga umat lain?

Natal sekarang bukanlah Natal kalau pusat perbelanjaan tak menggebyar diskon dengan tema "Christmas sale"

Natal sekarang bukanlah Natal kalau orang-orang tak bertopi Santa Klaus

Natal sekarang bukanlah Natal kalau tak ada pohon berlampu kelap-kelip

Natal sekarang bukanlah Natal kalau tak ada  makan-makannya (minimal kue kotak)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline