Cuma sekedar ingin sharing pengalaman pribadi. Bermula saat saya bertandang (pertama kali) ke kota Jambi, untuk menghadiri pernikahan sahabat kantor saya di Jakarta. First impression saya terhadap kota ini yang pertama adalah SEPI. Yup, tidak banyak aktifitas yang saya temui saat pertama kali menginjakkan kaki di kota yang sebagian besar sajian kulinernya tidak berbeda jauh dengan Padang.
Singkat kata, setelah hampir seharian berputar2 menikmati sajian kuliner (tempoyaknya juara!), saya dan teman-teman rombongan dari Jakarta pun sampai kembali di hotel yang terletak di jalan Adam Malik. Saat sedang bersiap-siap ingin menyegarkan badan dengan basuhan air, saya pun membuka dompet, ingin menghitung berapa besar pengeluaran saya hari ini. Dan saya terkejut, karena menemukan salah satu ATM saya tidak berada pada tempatnya yang seharusnya.
Damn! ATM BCA saya ilang!
Seolah melupakan keinginan saya untuk mandi setelah seharian berputar-putar kota Jambi, saya pun lantas menelpon Halo BCA untuk memblokir, dan menanyakan apakah ada transaksi yang dilakukan selain saya. Alhamdulillah, menurut mbak-mbak CS-nya, tidak ada transaksi yang dilakukan sejak terakhir kali saya menarik uang di bandara Sultan Thaha Syaifuddin. Saya pun segera meminta untuk segera di blokir.
Namun kemudian timbul masalah baru, bahwa pasca pemblokiran, saya pun juga tidak lagi bisa menggunakan M-Banking untuk bertransaksi. Yang artinya, saya akan bokek total selama di Jambi. Saya tidak bisa mentransfer sejumlah uang ke teman saya, untuk kemudian saya minta dia untuk menariknya.
Mbak-mbak CS pun menawarkan solusi kepada saya untuk memproses kehilangan ATM di cabang BCA Jambi yang terletak di Jalan DR. Sutomo. Saya pun bertanya, apakah hal tersebut mungkin dilakukan? Karena setau saya membuat ATM baru pasca kehilangan itu harus dilakukan di bank asal tempat kita membuka rekening untuk pertama kali. Dan si mbak tersebut pun meyakinkan saya bahwa mengurus kehilangan ATM tidak harus dilakukan di tempat awal kita membuka rekening.
Esok harinya, begitu jam operasional bank dibuka, saya pun langsung bergegas menuju BCA Jambi di Jalan DR. Sutomo. Sambil harap-harap cemas, saya memasuki gedung dengan memberitahu perihal kedatangan saya kepada seorang security yang menyapa dengan sangat ramah. Setelah memberikan nomor antrian, saya pun dipersilahkan untuk menunggu di sofa kustomer. Tidak berapa lama, mungkin karena tidak terlalu ramai seperti di Jakarta, nomor antrian saya pun dipanggil menghadap meja Customer Service.
Dina. Saya masih ingat betul nama CS yang melayani saya dengan ramah tersebut. Tanpa proses yang harus bertele-tele. Kebetulannya saya membawa serta buku tabungan, sehingga semakin mempermudah proses. Hanya dengan memakan waktu kurang lebih empat puluh lima menit, dan Voila! Saya pun kembali mendapatkan ATM saya. Meskipun saya disuruh bersabar menunggu hingga satu jam ke depan, supaya bisa dipakai, namun hal tersebut tidak menjadi masalah. Karena yang penting saya bisa kembali melakukan transaksi perbankan saya.
Saya tidak tahu, karena saya belum pernah mengurus kehilangan ATM sebelumnya, apakah di semua cabang BCA memang pengurusan tersebut dipermudah, atau hanya di bank BCA cabang Jambi saja? Harusnya sih semua bank lah yaa...
Begitu kira-kira pengalaman saya yang beru saja terjadi satu minggu sejak tulisan ini di buat. Moral story-nya adalah, hati-hati terhadap barang-barang berharga yang kita miliki. Karena seperti pepatah orang tua jaman dulu, terkadang kita memang tidak pernah menghargai kehadiran barang-barang tersebut, sampai kita merasakan kehilanganya! #Eaaaa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H