Lihat ke Halaman Asli

Membenahi Saluran Induk Irigasi Meningkatkan Produksi Beras

Diperbarui: 17 September 2015   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stroke! Istilah ini kerap menghantui kehidupan orang-orang kota. Bila stroke bertandang, akibatnya hanya ada dua: cacat permanen atau meninggal dunia. Stroke adalah tersumbatnya aliran darah di otak, sehingga otak akan kekurangan pasokan darah. Akibatnya pasti berabe, lantaran otak adalah pengendali seluruh aktifitas kimiawi tubuh.

Ilustrasi di atas agaknya pas dengan dengan gambaran saluran irigasi induk yang mengalirkan air dari waduk menuju saluran primer, sekunder, dan tersier.  Sebagus apapun waduk dan sebanyak apapun air yang ada di dalamnya, tidak akan berguna bila saluran induk tidak berfungsi maksimal atau rusak. Tanaman pertanian, khususnya padi bakal mati kekeringan karena tidak mendapat pasokan air.  Ia ibarat pembuluh darah yang tersumbat yang membuat darah tidak sampai ke bagian tubuh dan mengakibatkan kematian.

Sadar akan pentingnya swasembada beras dalam 3 tahun ke depan, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggenjot  2 proyek normalisasi irigasi. Yakni Sadang Hilir di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan dan Saluran Induk Tarum Timur, Kabupaten Subang. Irigasi Sadang Hilir akan mengairi area seluas 54.674 Ha di Kabupaten Pinrang, Sidrap, dan Wajo. Proyek yang dicanangkan pada 5 November 2014 ini telah selesai pada akhir Agustus 2015 ini. Sementara normalisasi Saluran Induk Tarum Timur, ditargetkan selesai pada 2017 dan bakal mengairi sawah seluas 95.158 Ha terletak di Kabupaten Subang.

Pembenahan saluran induk di kedua lumbung beras tersebut tentu  sebuah langkah strategis agar pasokan beras  untuk rakyat tidak tersumbat.

Foto-foto: Kemen PUPR

1. Atas: Normalisasi saluran irigasi Sadang Hilir, Sidrap, Sulsel.

2. Bawah: Membenahi saluran induk Tarum Timur, Kabupaten Subang 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline