Lihat ke Halaman Asli

JKW4P : Zon, Anggaplah Kami Pasukan Cyber Jokowi, Tapi Bukan Seperti Kamu!

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/04/21/dan-fadli-zon-pun-kembali-berpuisi

Zon, Anggaplah Kami Pasukan Cyber Jokowi, Tapi Bukan Seperti Kamu!

Zon,
Anggaplah, kami pasukan Cyber Jokowi
Laskar pejuang dibalik layar, Bergaman Facebook, Twitter dan Blogger Menghadang dengki lawan tak ngeri gampar Tak perlu kami dibayar dan berbayar, sepertimu Zon, Anggaplah, Kami pasukan Cyber Jokowi, Menghadang caci mengurai fitnah, Membuka kedok lawan tanpa payah, Berbekal cerita berdarah-darah, Kami bukanlah penjarah sejarah, sepertimu, Zon, Anggaplah, kami pasukan Cyber Jokowi, Seribu siluman pun kan kami lawan, Seribu seram pun tetap kami kedepan, Menghunus asa berbekal harapan, Bersuka, melawan nafsu berbalut kedengkian, sepertimu, Zon Anggaplah, kami pasukan Cyber Jokowi, Tak perlu kau bicara dosa neraka, Bicara kesucian abai berkaca, Kami terbahak mendengarnya, Sejarah tak pernah bisa berdusta, sepertimu Zon, Anggaplah, kami pasukan Cyber Jokowi Kami muak melihat tingkahmu, Semurah berapa bayarmu, Seharga berapa nuranimu, Nistalah penjual dusta demi sebungkus nasi, sepertimu Zon, Anggaplah, kami pasukan Cyber Jokowi Ini nasi bungkus, makan! Tak perlu ingat neraka bagi pendosa, enyahkan! Semua hanya dongeng belaka, abaikan! Terbahaklah setan melihat penghamba nafsu, sepertimu

Entah ini namanya puisi apa orang ngomel, saya tulis setelah membaca puisi Fadli Zon yang berjudul "Pasukan Nasi Bungkus" yang ditujukan untuk menghina para relawan Jokowi yang selama ini berjuang tanpa pamrih kecuali mendambakan pemimpin yang dapat menjadi idola rakyat siapa lagi kalau bukan Jokowi, Joko Widodo. Saya paham tidak semua relawan Jokowi tidak berpamrih demi kepetingan individunya, namun sebagai Politisi papan atas, Fadli Zon teramat tidak pantas menghina para relawan Jokowi yang berjuangnya nir pamrih, nir bayaran. Adalah hak untuk membela yang kami pilih dan suka, wajib membalas bila lawan diluar batas toleran. Namun begitu tentunya, tak laik pula kalau saya berucap "HUJAT" ke dia. Canden, Senin 21 April 2014 22.33 WIB Benar-benar muak dengan puisi-pusi Fadli Zon http://gsaroso.blogspot.com/2014/04/zon-anggaplah-kami-pasukan-cyber-jokowi.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline