Lihat ke Halaman Asli

Kemanusiaan Jakarta

Diperbarui: 27 Mei 2017   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jakarta, kita mengenal Jakarta sebagai ibu kota Indonesia. Jakarta juga dikenal dengan tempat yang memiliki fasilitas mewah, tempat-tempat anak muda berkumpul, hingga banyak yang mengenal Jakarta dengan kesibukannya, sampah, kriminal, dan berbagai macam pendapat orang di luar sana. “Hidup di Jakarta itu keras!” itu kalimat yang sering terdengar bila kita menyebutkan kata Jakarta.

Jakarta tempat kemanusiaan yang sulit ditebak. Ada yang beranggapan Jakarta itu kehidupannya keras, ada juga yang beranggapan Jakarta itu tempat paling asyik, tempat di mana semuanya dapat terjadi, tempat dimana semuanya berkumpul dalam satu ruang lingkup Jakarta sering menampilkan kehidupan mewah namun ada juga perkampungan kumuh di sana. Mulai dari gedung-gedung menjulang hingga gubuk reyot dari kayu lapuk, mulai dari kotak roda dua yang didorong-dorong hingga roda empat yang kokoh dan mengkilat. Kehidupan sosialnya sepertinya begitu minim. entah itu kekerasan, penindasan, dan berbagai aspek yang kita lihat di ibukota, dan itu lebih menjurus kepada orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa. Bisa dikatakan mereka yang merantau, akan susah hidup di Jakarta. Hukum di Jakarta seperti tidak terdengar sama sekali. Masih banyak orang yang melanggar hukum di jalanan  Jakarta dan hanya sedikit kasus yang tertangani. 

Kerasnya kehidupan di Jakarta membuat seseorang lebih individualis, namun bagi mereka yang tinggal di kampung-kampung kumuh atau di pinggiran Jakarta masih ada waktu bagi mereka untuk berinteraksi satu-sama lain di lingkungannya. Lain halnya dengan mereka yang tinggal di rumah rumah mewah yang berada di titik pusat ibukota, tidak semua namun banyak yang hanya akan mengabaikan, walaupun itu tentangga sendiri mereka pun tak mengenal. Jakarta tempat setumpuk orang berbondong-bondong mengadu nasib di jalanan ibukota. Banyak masyarakat luar kota pergi ke jakarta dan tidak mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan seperti yang mereka harapkan saat hijrah Jakarta, dan ujung-ujungnya mereka hanya menjadi pengangguran dan sampah masyarakat yang berada di kota Jakarta. Mereka seperti ini dikarenakan tidak mempunyai kemampuan dan cara kerja yang baik yang dibutuhkan perkantoran di daerah ibu kota karena mereka hanya bermodalkan nekat untuk hijrah ke kota Jakarta.

Jakarta mandiri, dinamis, apatis. Jakarta keras, hidup di Jakarta harus punya mental kuat untuk menanggung segala nasib yang datang

Pasal 27 UUD 1945, berbunyi:

(1) “Segala warga negara bersamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjungjung hukum dan pemerinatah itu dengan tidak ada kecualinya”.

(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline