Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Kusambut Dikau, Wahai Deritaku dan Bahagiaku

Diperbarui: 19 November 2023   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi: Kusambut Dikau Wahai Deritaku dan Bahagiaku (gambar: barraquer.com, diolah pribadi)

Batinku diliputi berjuta tanya
Mengapa daku sering diterpa derita?
Jiwaku kerontang begitu lelahnya
Melangkah di titian jalan kehidupan

Daku bertanya pada sang bayu
Pada rumput yang bergoyang
Pada cadas yang menjulang angkuh
Namun semua hanya diam membisu

Daku kembali merenung dalam sepi
Kubayangkan kisah hidupku
Semenjak lahir hingga detik ini
Yang telah menjalani variasi hidup

Semua sebab menimbulkan akibat
Derita maupun bahagia
Semuanya datang dan pergi
Silih berganti di lembaran kehidupan

Paticcasamuppada...

Adalah hukum sebab akibat
Batin yang bening dapat menerima
Semua kondisi apapun yang terjadi

Kusambut dikau wahai derita
Yang membuatku nestapa
Kusambut dikau wahai bahagia
Yang mengukir senyuman di bibirku

Kukatupkan kedua tanganku
Bersikap anjali dengan penuh hormat
Di hadapan Altar Sang Buddha yang Maha Agung
Sang Pelindung dalam kehidupanku

Semua peristiwa berawal dari hukum sebab akibat
Batinku merasa tenang menghadapi kehidupan ini
Semoga semua makhluk hidup berbahagia

Sadhu...Sadhu...Sadhu...

**

Kendari, 19 November 2023
Penulis: Henny Tunggeleng, S.Si.

Aku Membabarkan Dhamma Lewat Goresan Penaku




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline