Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Kepada Siapakah Penghormatan Tertinggi Layak Diberi?

Diperbarui: 20 September 2023   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Penghormatan Tertinggi (gambar: pinkvilla.com, diolah pribadi)

Ayo, siapa kira-kira yang paling pantas mendapat penghormatan tertinggi dari kita? Kalau menurutku, jawabannya adalah kedua orangtuaku, terutama kepada ibuku. Walaupun sikapku tidaklah sempurna, aku sangat menyayanginya.

Sayangnya, aku tidak pernah bisa memanjakan ibuku, baik dengan kata-kata dan perbuatan. Itu karena aku termasuk tipe brangasan. Apalagi menurut para tetua, aku dan ibuku chiong mulut. Tidak heran kalau ngobrol, sebelum lima menit, kami sudah saling besilang pendapat. Jadi, aku hanya bicara seperlunya saja.

Namun demikian, aku berbakti kepada beliau dengan cara berbeda. Menjadi anak yang selalu siaga, diam-diam tanpa kata, kuperhatikan semua kebutuhan dan Kesehatan beliau.

Ya, seorang ibulah yang pantas mendapatkannya. Semua ibu di seluruh dunia. Apakah ia adalah ibu dari seorang presiden atau ibu dari tukang sapu jalanan. Para ibu adalah perempuan-perempuan hebat dalam segala hal.

Anak-anak yang hebat dihasilkan oleh seorang ibu yang luar biasa. Perjuangan seorang ibu dalam membesarkan anak-anaknya patut diacungi jempol, tak peduli seberapa susahnya dia asalkan anak-anaknya bisa makan, ibu itu akan tersenyum iklas.

Oleh karena itu ada istilah seorang ibu bisa membesarkan sepuluh orang anak sendirian, sedangkan seorang anak belum tentu dapat merawat seorang ibunya dengan baik.

Coba kita renungkan dan bayangkan. Dari setitik janin, kita dipelihara dalam rahimnya. Penuh kehangatan selama sembilan bulan tanpa mengeluh. Dari awal usia kehamilan hingga melahirkan. Semuanya dijalani tanpa berkeluh kesah.

Kembali lagi pada kisahku.

Kata ayahku, aku ini termasuk anak yang menyusahkan. Seminggu sebelum kelahiran, aku sudah membuat heboh keluarga kecilku. Ibuku sudah kontraksi, seolah-olah aku sudah siap nongol di dunia ini.

Namun, tatkala dibawa ke bidan, ternyata aku tidak muncul-muncul. Yang keluar hanyalah darah berember-ember. Mama jadinya kelelahan, sehingga ia harus menginap di rumah bidan selama beberapa hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline