Tanggal 5 Imlek bulan ke 7 menurut kepercayaan kuno Tionghoa, arwah-arwah yang meninggal dunia diberi kebebasan turun ke bumi selama satu bulan. Tradisi masyarakat Tionghoa menyelenggarakan persembahyangan Cit Gwee (bulan ke 7) atau disebut Cio Ko (sembahyang rebutan).
Disebut sembahyang rebutan, karena setelah persembahyangan yang biasanya dilaksanakan di Vihara, Kelenteng/ Bio terdiri dari berbagai jenis makanan. Setelahnya banyak orang yang datang telah menunggu untuk mengambil persembahan makanan tersebut secara berebutan beramai- ramai.
Pada bulan 7 Imlek ini Masyarakat Tionhoa memercayai banyak pantangan, khususnya larangan untuk melaksanakan pesta perayaan dan juga tidak memulai usaha baru. Dan bukan hanya perayaan, tapi pertengkaran juga menjadi hal yang pantang.
Momen tersebut juga disebutkan sebagai waktu yang paling pas untuk melakukan perbuatan mulia, perbuatan yang terpuji. Seperti berdana, membantu orang miskin, beramal kepada sesama, memberikan bantuan ke panti asuhan, panti Jompo, dan lain sebagainya.
Di vihara atau di kelenteng Pujabhakti dengan melakukan ritual Pelimpahan Jasa (Patidana) juga biasa dilakukan. Tujuannya untuk mendoakan arwah para leluhur, nenek moyang, orangtua dan sanak keluarga yang telah meninggal agar mereka dapat hidup berbahagia.
Persembahyangan untuk arwah para leluhur umum dilakukan selama tiga kali dalam setahun. Persembahyangan Chit Gwee hanya salah satu di antaranya. Selain itu ada juga Persembahyangan Cheng Beng (sadranan / Ziarah ke kubur) dan sembahyang Tahun Baru Imlek.
Ada juga yang memaknai jika ketiga momen tersebut adalah perlambangan dari makan tiga hari sekali (pagi, siang, dan malam).
Persembahyangan bulan ke 7 (Chit Gwee) Ini juga dikenal sebagai "Sembahyang Membuka Pintu Akhirat." Alias upacara menyambut roh orang yang sudah meninggal dunia. Terutama yang mati terlantar atau tidak terurus oleh keluarganya, atau yang tidak lagi punya sanak keluarga.
Upacara ini dalam agama Buddha disebut Ulambana. Bentuknya adalah ritual pelimpahan jasa (Patidana). Hal ini dilakukan berdasarkan kepercayaan bahwa para roh orang akan turun ke bumi untuk minta sedekah, mereka bebas mencari tempat-tempat persinggahan.
Persembahyangan Chit Gwee biasanya diselenggarakan dalam kurun waktu sebulan. Dimulai dari awal bulan dan akan berakhir pada tanggal 29 atau 30 bulan tujuh Imlek atau Chandra Sangkala.