Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Melarung Ancak Pehcun di Sungai Cisadane

Diperbarui: 22 Juni 2023   05:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melarung Ancak Pehcun di Sungai Cisadane (gambar: wikipedia.org,  diolah pribadi)

Ancak adalah wadah yang dibuat janur pohon kelapa. Isinya berupa sesaji makanan, minuman, kue, sayur lauk pauk, bunga, dan buah. Tujuannya adalah sebagai sarana pemujaan terhadap makhluk yang menghuni suatu tempat. Konon untuk memohon izin atas aktivitas manusia di sekitarnya. Khususnya atas kegiatan dan hajatan yang dilakukan.

Sementara kata Pehcun (Hokkian) artinya mendayung perahu. Ancak Pehcun biasa dilakukan bersamaan dalam rangka menyambut Festival Bakcang, yang merupakan tradisi masyarakat Tionghoa di tepi sungai. Seperti di Tangerang, Yogya, dan lain-lain.

Demikian pula pada tahun ini, Panitia Rumah Bersama, pelaksana Festival Pehcun di kota Tangerang telah melakukan serangkaian acara melarung Ancak Pehcun di sungai Cisadane Tangerang. Tradisi ini dijalankan untuk memohon restu, atau pemberitahuan kepada para penghuni wilayah bahwa Festival Pehcun akan diadakan di Sungai Cisadane pada tanggal 21-25 Juni 2023.

Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan adalah: Lomba Perahu Naga, Lomba Mendirikan Telor, Lomba Menangkap Itik di sungai.

Adapun pelarungan Ancak Pehcun akan diadakan di Sembilan titik sekitar tempat festival ini berlangsung, yakni:

  • Sebelah Pabrik Tahu,
  • Dekat Tanah Wakaf Muhammadiyah,
  • Jembatan Merah,
  • Tempat Perahu Pehcun,
  • Tangga Ronggeng,
  • Dermaga Kali Pasir,
  • Dekat Pertokoan Robinson,
  • Jembatan Kaca, dan
  • Belakang Boen San Bio.

Selain itu, keluarga-keluarga Tionghoa yang merasa memiliki hajatan, bisa juga menaruh sesajen pada wadah Ancak dan menggantungnya pada empat penjuru di sekitar rumah.

Ragam festival Pehcun ini merupakan akulturasi budaya pendatang dengan budaya setempat. Sebagai bentuk kearifan lokal yang menumbuhkan semangat kebersamaan, memperkokoh persatuan, dan kesatuan bangsa. Sebagaimana semangat dalam Bhinneka tunggal Ika Negara Kesatuan Republik Indonesia yang cinta damai, toleransi, dan sikap saling menghormati.

Semoga semua event kebersamaan ini memperkuat tali silaturahmi intern umat beragama, antar umat beragama, dan antar umat beragama dengan pemerintah. Bersama Kita Bisa, bersatu kitateguh.

Semoga semua makhluk hidup Berbahagia (STD).

**

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline