Jangan pernah ucapkan kata berpisah.
Karna itu hanya sementara.
Kita kan slalu melagukan bersama .
Kidungnya dialam semesta.Simpan tangismu tersenyumlah selalu.
Kau sahabatku motivasiku.
Jangan pernah ucapkan kita kan berpisah.
Karna semua itu sementara
Ini adalah sepenggal bait dari lagu yang berjudul Jangan pernah ucapkan, ciptaan Yan Hien. Yang mengingatkan saya tentang sosok dari seorang teman, sahabat, figur panutan, meski usianya yang masih sangat muda, masih belasan tahun. Namun, dia sudah menunjukkan sifat yang baik. Ia aktif di sekolah, aktif di vihara, aktif meditasi, dan sebagainya.
Dialah sosok yang serba bisa, mandiri, supel, ramah, senang membantu, dan banyak hal kebaikan ada di dalam dirinya. Seseorang yang sangat inspiratif.
Namun, kebenaran kamma tidak dapat dielakkan. Ia harus pergi dengan begitu cepatnya, di masa keemasan hidupnya. Meningggalkan segala aktivitas kebaikannya, meninggalkan jejak-jejak Dhamma yang dilatih dan ditekuninya. Tanpa kata terucap, tapi harus berpisah. Hanya meninggalkan nyala semangat yang masih ada dan terpatri di ingatan mereka yang mengenang kebaikannya.
Semoga karma baik yang dipupuknya, membawanya ke kehidupan yang lebih bahagia. Sadhu.
Dan, dari lagu ini juga kita seperti disadarkan kembali tentang hidup. Kehidupan dan diri sendiri. Hingga memunculkan kesadaran akan jasmani dan batin ini, untuk lebih menghargari apapun itu. Kesehatan, kesempatan, dan lain-lain. Karena mereka yang ada di dunia pasti akan mengalami kelahiran, penuaan, kematian, kesedihan, ratap tangis, sakit jasmani, kepedihan hati, dan keputusasaan.
Berkumpul dengan yang tidak disukai, berpisah dengan yang disukai, dan tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Inilah kebenaran pertama dari empat kebenaran mulia yang harus dipahami.
Setiap pagi hari adalah hal terindah, penuhilah dengan rasa syukur, masih bisa menikmati hangat cahaya matahari, waktu untuk berbuat baik, nafas yang masih mengalir di tubuh ini, dan lain sebagainya. Maka janganlah sia-siakan hidupmu ini, berjuanglah dengan senantiasa berlatih dan belajar ilmu apapun itu, yang bijak, baik dan berguna. Menebar kebaikan dan kebajikan, walau hanya dengan sedikit senyuman, kata sapaan, atau hal-hal kecil lainnya, yang menggembirakan, yang keluar dari indahnya pikiran, yang lembut di ucapkan, yang tulus di perbuatan, kepada semua yang ada di sekitarmu.
Karena kita tidak akan pernah tahu kapan hal-hal yang buruk bisa terjadi.