Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Cetak Biru Sang Buddha Bagi Kehidupan Bermakna

Diperbarui: 12 April 2023   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cetak Biru Sang Buddha Bagi Kehidupan yang Bermakna (gambar: unsplash.com, diolah pribadi)

Bagi umat Buddha, ajaran Buddha adalah panduan untuk menjalani kehidupan yang bermakna. Ajaran Buddha berfokus pada pengembangan batin, pemahaman mendalam tentang diri sendiri, dan sifat realitas yang mengarah pada pembebasan dari penderitaan untuk mencapai kebahagiaan abadi. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri cetak biru Buddha untuk kehidupan yang bermakna dan bagaimana hal tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan modern kita.

Empat Kebenaran Mulia

Ajaran Sang Buddha dimulai dengan Empat Kebenaran Mulia, yang memberikan landasan untuk memahami sifat penderitaan dan cara mengatasinya.

Kebenaran Mulia Pertama mengatakan bahwa penderitaan itu ada. Baik secara fisik maupun non-fisik (perasaan).

Kebenaran Mulia Kedua menyatakan bahwa penderitaan muncul dari nafsu keinginan dan kemelekatan. Kita menderita ketika kita terikat pada hal-hal yang tidak kekal dan dapat berubah.

Kebenaran Mulia Ketiga menyampaikan bahwa ada cara untuk mengatasi penderitaan. Ini adalah jalan pembebasan yang diajarkan Sang Buddha.

Kebenaran Mulia Keempat adalah Jalan Beruas Delapan, yang merupakan jalan praktik yang mengarah pada lenyapnya penderitaan.

Jalan Beruas Delapan

Jalan Beruas Delapan terdiri dari delapan faktor yang saling berhubungan yang mendukung satu sama lain. Saling terkait dalam pengembangan kebijaksanaan, perilaku etis, dan disiplin mental.

Dua faktor pertama adalah kebijaksanaan, yang mencakup pengertian benar dan niat benar. Pemahaman yang benar berarti memahami sifat realitas, termasuk ketidakkekalan dan keterkaitan segala sesuatu. Niat benar berarti menumbuhkan niat untuk tidak menyakiti dan welas asih terhadap diri sendiri dan orang lain.

Tiga faktor berikutnya adalah perilaku etis, yang meliputi ucapan benar, perbuatan benar, dan penghidupan benar.

Ucapan benar berarti berbicara dengan jujur , ramah, menghindari gosip, dan ucapan yang memecah belah. Perbuatan benar berarti bertindak dengan cara yang bermanfaat, tidak merugikan, dan menghindari tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Penghidupan yang benar berarti mencari nafkah dengan cara yang beretika dan tidak merugikan orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline