Lihat ke Halaman Asli

Kompasianer METTASIK

TERVERIFIKASI

Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Memahami Dukkha, Meraih Kebahagiaan

Diperbarui: 20 Februari 2023   06:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memahami Dukkha, Meraih Kebahagiaan (gambar: personalexcellence.co, diolah pribadi)

Kekuatan Kesadaran menjadi peranan penting dalam memahami sebagaimana adanya Dukkha. Benarkah seperti itu? Kualitas batin adalah salah satu faktor penting dalam memahami inti dari ajaran Sang Buddha.

Kalau dikaji lebih dalam lagi, banyak hal yang harusnya mau diterima atau tidak, tetap saja hal itu terjadi dan sudah seperti itu kondisinya. Bisa kita lihat dalam kehidupan ini; Ada yang berwajah kurang cantik dan kehidupan sederhana, tetapi bahagia. Ada yang berwajah cantik dengan kekayaan berlimpah, dan bahagia pula. Ada yang kurang ekonomi, tapi hidupnya sangat Bahagia. Dan ada yang cantik dan kekayaan berlimpah tapi tidak bahagia, dan lain-lain.

Banyak sekali hal tidak terduga yang ditemukan dalam kehidupan ini. Namun sesungguhnya, kita harusnya memaknai bahwa apa yang kita jalani dalam kehidupan ini ada kaitannya dengan apa yang kita lakukan saat ini dan sesuatu yang kita jalankan dari kehidupan yang lalu.

Dalam Abhinhapaccavekkhana Patha (Kalimat perenungan kerap kali)

"Aku adalah pemilik perbuatanku sendiri. Terwarisi oleh perbuatanku sendiri. Lahir dari perbuatanku sendiri. Berkerabat dengan perbuatanku sendiri. Bergantung pada perbuatanku sendiri. Perbuatan apa pun yang akan kulakukan, Baik atau pun buruk; Perbuatan itulah yang akan kuwarisi."

Demikian seharusnya setiap saat kita renungkan.

Ketika kita memaknai bahwa kehidupan kita sekarang ada hubungannya dengan masa lalu, maka kita tidak akan iri atau merasa cemburu dengan orang lain yang berhasil dan sukses dalam kehidupannya. Karena apa pun yang dilakukan dan kondisi yang diterima seseorang itu adalah hasil dari perbuatannya sendiri.

Jika ada yang membuat kita kecewa atau marah, itu adalah kondisi batin dari luar. Jika kita menanggapinya dan membuat respon yang baru, itu sama dengan membuat karma baru yang berhubungan dengan kejadian itu. Jadi Ketika kita merespon apapun yang terjadi itu adalah perbuatan kita yang baru.

Terkadang sesuatu terjadi pada diri kita yang tidak dikehendaki dan mengganggu pikiran, itu terjadi karena kita tidak bisa menerima perubahan. Meskipun kita tahu bahwasanya pada dasarnya semua kehidupan ini mengalami perubahan.

Ketika seseorang tidak bisa dan belum bisa mengatasi perubahan maka disitulah Dukkha (Penderitaan) muncul. Misalnya, Ada orang yang marah kepada kita. Ketika kita cepat menyadari bahwa kemarahan adalah efek dari perubahan, dan bahwa ketidakmarahan akan dengan cepat menggantikan, maka sesungguhnya kita telah melihat bahwa marah hanyalah sebuah proses batin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline